Denpasar (Antara Bali) - Instalasi Forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, akan mengkremasi secara massal puluhan jenazah telantar yang tersimpan di lemari pendingin kamar mayat rumah sakit tersebut.
"Kami akan mengkremasi sebanyak 22 jenazah yang jangka waktu penyimpanannya di lemari pendingin sudah melewati batas lebih dari tiga bulan," kata Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah dr Dudut Rustyadi, di Denpasar, Rabu.
Dia mengatakan, usia jenazah yang telantar atau tidak diambil oleh pihak keluarganya itu beragam, mulai dari bayi sampai orang dewasa.
Jumlah jenazah orang dewasa dan anak-anak sebanyak 12, sedangkan bayi di bawah lima tahun 10 jenazah.
Dudut menjelaskan, pihaknya harus melakukan kremasi secara massal sehubungan jenazah telantar sebanyak itu telah membuat kapasitas kamar mayat RSUP Sanglah melebihi kuota yang tersedia.
"Berdasarkan prosedur tetap kami, bila dalam jangka waktu tiga bulan jenazah yang tersimpan tidak diambil oleh pihak keluarga, maka akan ditetapkan sebagai jenazah telantar, sehingga diusulkan untuk dikremasi massal," ujarnya.
Namun demikian, dia tidak bisa memberitahukan kepastian hari tentang pelaksanaan kremasi bagi puluhan jenazah malang tersebut.
Saat ini, jenazah tersebut masih diletakkan di dalam kontainer pendingin yang berada di bagian halaman kamar mayat.
Kapasitas per unit kontainer yang khusus didatangkan dari Australia tersebut, mampu menampung 18 jenazah.
Kontainer jenazah yang dimiliki RSUP Sanglah tercatat sebanyak dua unit, sehingga daya tampungnya mencapai 36 jenazah.
"Daya tampung sebanyak itu dalam kondisi normal, tapi bila kondisi darurat, kapasitasnya bisa dua kali lipat, sehingga bila dipaksakan bisa menampung 72 jenazah," ucapnya.
Puluhan jenazah yang dalam waktu dekat akan dikremasi, umumnya tidak menebarkan bau busuk sehubungan suhu di dalam kontainer mencapai minus lima derajat celsius.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Kami akan mengkremasi sebanyak 22 jenazah yang jangka waktu penyimpanannya di lemari pendingin sudah melewati batas lebih dari tiga bulan," kata Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah dr Dudut Rustyadi, di Denpasar, Rabu.
Dia mengatakan, usia jenazah yang telantar atau tidak diambil oleh pihak keluarganya itu beragam, mulai dari bayi sampai orang dewasa.
Jumlah jenazah orang dewasa dan anak-anak sebanyak 12, sedangkan bayi di bawah lima tahun 10 jenazah.
Dudut menjelaskan, pihaknya harus melakukan kremasi secara massal sehubungan jenazah telantar sebanyak itu telah membuat kapasitas kamar mayat RSUP Sanglah melebihi kuota yang tersedia.
"Berdasarkan prosedur tetap kami, bila dalam jangka waktu tiga bulan jenazah yang tersimpan tidak diambil oleh pihak keluarga, maka akan ditetapkan sebagai jenazah telantar, sehingga diusulkan untuk dikremasi massal," ujarnya.
Namun demikian, dia tidak bisa memberitahukan kepastian hari tentang pelaksanaan kremasi bagi puluhan jenazah malang tersebut.
Saat ini, jenazah tersebut masih diletakkan di dalam kontainer pendingin yang berada di bagian halaman kamar mayat.
Kapasitas per unit kontainer yang khusus didatangkan dari Australia tersebut, mampu menampung 18 jenazah.
Kontainer jenazah yang dimiliki RSUP Sanglah tercatat sebanyak dua unit, sehingga daya tampungnya mencapai 36 jenazah.
"Daya tampung sebanyak itu dalam kondisi normal, tapi bila kondisi darurat, kapasitasnya bisa dua kali lipat, sehingga bila dipaksakan bisa menampung 72 jenazah," ucapnya.
Puluhan jenazah yang dalam waktu dekat akan dikremasi, umumnya tidak menebarkan bau busuk sehubungan suhu di dalam kontainer mencapai minus lima derajat celsius.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011