Nusa Dua (Antara Bali) - Direktur Jenderal Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) Guy Ryder mengingatkan para delegasi mengenai kebutuhan akan pertumbuhan inklusif, seimbang dan berkelanjutan bagi masyarakat di kawasan Asia Pasifik.
"Walau kemajuan besar telah dicapai dalam meningkatkan pendapatan selama dasawarsa terakhir ini, namun berbagai tantangan penting masih terjadi," kata Ryder pada acara Pertemuan Regional Asia Pasifik ILO (APRM) Ke-16, di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Ia mengatakan kualitas kehidupan sehari-hari tidak dapat sekadar diterjemahkan ke dalam agregasi dan kesimpulan makro ekonomi. Satu dari sepuluh pekerja di kawasan ini masih hidup dalam kemiskinan ekstrim, dan lebih dari satu miliar pekerja menjalani pekerjaan rentan, yang kerap kali tanpa akses terhadap perlindungan sosial dan hukum.
"Sementara kelompok lainnya, termasuk kaum muda, pekerja migran, pekerja anak dan pekerja paksa serta pengungsi dan perempuan sangat rentan terkucil dari kemajuan ini," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, bersama-sama melakukan upaya perlindungan terhadap pekerja, baik dari akses teknologi maupun hukum. Ini terkait erat dengan kemakmuran ekonomi selain juga keadilan sosial.
Melihat ke masa depan, Ryder mengingatkan para delegasi bahwa kemajuan yang telah dicapai saat ini hanya dapat dipertahankan dan dikembangkan apabila dibangun di atas lembaga pasar tenaga kerja yang kuat dan efektif.
Ryder menyerukan agar para delegasi memperkokoh dialog sosial dan perundingan bersama, serta meningkatkan ratifikasi kedelapan Konvensi Pokok ILO yang memberikan pondasi yang diterima secara internasional untuk membangun kemajuan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan dan merata.
Kegiatan APRM dihadiri lebih dari 400 delegasi di antaranya termasuk 22 menteri yang mewakili pemerintah, organisasi pekerja dan pengusaha dari 40 negara. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Walau kemajuan besar telah dicapai dalam meningkatkan pendapatan selama dasawarsa terakhir ini, namun berbagai tantangan penting masih terjadi," kata Ryder pada acara Pertemuan Regional Asia Pasifik ILO (APRM) Ke-16, di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Ia mengatakan kualitas kehidupan sehari-hari tidak dapat sekadar diterjemahkan ke dalam agregasi dan kesimpulan makro ekonomi. Satu dari sepuluh pekerja di kawasan ini masih hidup dalam kemiskinan ekstrim, dan lebih dari satu miliar pekerja menjalani pekerjaan rentan, yang kerap kali tanpa akses terhadap perlindungan sosial dan hukum.
"Sementara kelompok lainnya, termasuk kaum muda, pekerja migran, pekerja anak dan pekerja paksa serta pengungsi dan perempuan sangat rentan terkucil dari kemajuan ini," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, bersama-sama melakukan upaya perlindungan terhadap pekerja, baik dari akses teknologi maupun hukum. Ini terkait erat dengan kemakmuran ekonomi selain juga keadilan sosial.
Melihat ke masa depan, Ryder mengingatkan para delegasi bahwa kemajuan yang telah dicapai saat ini hanya dapat dipertahankan dan dikembangkan apabila dibangun di atas lembaga pasar tenaga kerja yang kuat dan efektif.
Ryder menyerukan agar para delegasi memperkokoh dialog sosial dan perundingan bersama, serta meningkatkan ratifikasi kedelapan Konvensi Pokok ILO yang memberikan pondasi yang diterima secara internasional untuk membangun kemajuan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan dan merata.
Kegiatan APRM dihadiri lebih dari 400 delegasi di antaranya termasuk 22 menteri yang mewakili pemerintah, organisasi pekerja dan pengusaha dari 40 negara. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016