Denpasar (Antara Bali) - Kepala Balai Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dr Ego Syahrial mengatakan, pihaknya akan meningkatkan sarana dan prasarana pada pos pengamatan gunung api di Indonesia.

"Saya sudah mengusulkan kepada menteri untuk meningkatkan sarana dan prasarana peralatan pada pos pengamatan gunung api di Tanah Air," kata Ego di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan, wilayah Indonesia memiliki banyak gunung api yang aktif. Karena itu perlu sarana dan prasarana pada pos pengamatan gunung api sehingga secara dini bisa mendeteksi gejala peristiwa alam tersebut, seperti terjadinya akan gunung meletus.

"Karena itu, di pos pengamatan gunung api sarananya harus memadai, sehingga kejadian alam, seperti akan meletus gunung tersebut bisa dideteksi sejak awal," ujarnya.

Ego Syahrial mengatakan, keberadaan wilayah Indonesia memang rawan dengan gempa bumi dan gunung meletus, sebab kawasan Indonesia berada di dua pertemuan lempeng bumi.

"Karena itu keberadaan gunung api yang aktif bisa sewaktu-waktu bisa meletus. Sebab dari catatan geologi, sejumlah gunung api di Tanah Air beberapa kali mengalami letusan yang cukup hebat. Bahkan membentuk danau, seperti Danau Toba dan Danau Batur," katanya.

Ia mengatakan, jika semua pos pengamatan gunung api di lengkapi peralatan canggih, maka hasil pemantauan petugas akan akurat, termasuk juga bisa memberikan peringatan dini kepada warga yang ada disekitar gunung itu.

"Peralatan di pos pengamatan harus canggih dan berstandar internasional sehingga data yang di dapat oleh petugas akan sangat akurat. Dengan data yang akurat, sehingga bisa memberi peringatan dini kepada warga sekitar gunung api jika masuk dalam fase berbahaya, mengenai kemungkinan akan meletus gunung itu," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016