Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengharapkan daerahnya nanti dapat menjadi pengekspor daging sapi, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan petani.

"Saat ini sapi bali itu harganya sangat murah, jadi susah petani kita akan sejahtera kalau harganya masih murah seperti itu," kata Pastika, di Denpasar, Jumat.

Dia menekankan jika ingin harganya naik, kualitasnya juga harus diperhatikan. Oleh karena itu, ia sangat mengharapkan adanya upaya yang bisa dilakukan oleh pihak terkait guna meningkatkan kualitas dari sapi Bali tersebut.

"Kalau bisa harganya Rp20 jutaan saja satu ekor, saya yakin banyak yang mau beternak sapi Bali dan akan kaya petani kita," ujarnya.

Pastika sangat mengharapkan Bali mampu menjadi pengekspor daging sapi, dan bukan hanya sapi, karena hal tersebut akan memiliki nilai tambah. Setiap bagian dari daging sapi termasuk kulitnya memiliki harga jual yang sangat tinggi, terlebih jika kualitasnya juga baik.

"Jadi, intinya kembali pada peningkatan kualitas tadi, kalau kualitasnya sudah bagus, kenapa tidak kita saja yang mengolahnya, dagingnya itu banyak niali jualnya," ucapnya.

Dia juga menginginkan agar ke depan dengan adanya peningkatan kualitas sapi Bali, setiap hotel dan restoran yang ada di Pulau Dewata menggunakan daging sapi Bali sehingga hal tersebut akan lebih memberikan keuntungan bagi para petani di daerah sendiri.

Sebelumnya Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini tengah menjajaki lokasi yang nantinya akan dijadikan sebagai tempat pembibitan sapi bali.

Pada 2017, pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali melakukan sebuah riset dengan menggunakan 100 ekor bibit sapi bali yang nantinya akan diberikan pakan khusus dengan kualitas yang bagus dan diharapkan akan menghasilkan sapi bali yang memiliki kualitas yang bagus.

Namun, hal tersebut akan membutuhkan waktu yang lama dan standar operasional prosedur yang ketat serta sumber daya manusia yang berkualitas, karena proses tersebut akan membutuhkan penanganan yang intensif. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016