Jakarta (Antara Bali) - Program pemberdayaan terhadap usaha kecil yang dinilai merupakan tulang punggung bagi aktivitas perekonomian di Tanah Air terus diperhatikan negara baik oleh pemerintah maupun DPR RI.
Anggota Komisi VI DPR RI Melani Leimena Suharli dalam rilis di Jakarta, Jumat, mengingatkan, usaha kecil merupakan tulang punggung perekonomian antara lain karena bersifat padat karya, mampu mengikuti laju pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja yang rata-rata per tahunnya masih tinggi.
Politisi dari Fraksi Partai Demokrat juga mengevaluasi beberapa program kerja Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM), misalnya dengan mempertanyakan realisasi program kerja yang kurang progresif, padahal jika usaha kecil dikelola dengan baik, mampu menghadapi kompetisi dengan usaha-usaha bermodal besar.
"Tentang program peningkatan kehidupan berkelanjutan berbasis usaha mikro, itu realisasinya baru sebesar 59,19 persen, sedangkan yang lainnya ada yang sampai 81 persen. Apakah kendala yang menyebabkan realisasinya baru terserap 59,19 persen," ujar Melani.
Dia juga mempertanyakan mengenai pembentukan hak cipta UMKM untuk mengetahui apakah program terkait hal tersebut sudah terealisasi hingga tahun 2016, begitu pula dengan rencana pembuatan Kampung UKM digital yang ada di seluruh wilayah Indonesia.
Sebagaimana diwartakan, Presiden Joko Widodo membuka Pameran Waralaba dan UKM Indonesia 2016 (Indonesia Franchise & SME Expo/IFSE) di Balai Sidang Jakarta, Jumat (25/11), dengan berharap usaha itu dapat menumbuhkan ekonomi kerakyatan di Tanah Air.
"Konsep franchise atau waralaba sebenarnya sangat cocok untuk negara kita, Indonesia. Masyarakat Indonesia sejak lama sudah terbiasa dengan usaha sendiri, buka warung, membuka toko, membuka restauran," kata Presiden Jokowi dalam sambutan pembukaannya.
Menurut Presiden, usaha waralaba dan usaha mikro, kecil dan menengah juga dapat menyerap tenaga kerja hingga sebesar 70 hingga 80 persen.
Suatu waralaba juga dapat meningkatkan kualitas usaha warga dengan menerapkan standarisasi baik untuk perlengkapan, fasilitas gerai maupun kualitas produk, katanya.
Kepala Negara juga berharap sejumlah waralaba asal Indonesia dapat menembus pasar mancanegara. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Anggota Komisi VI DPR RI Melani Leimena Suharli dalam rilis di Jakarta, Jumat, mengingatkan, usaha kecil merupakan tulang punggung perekonomian antara lain karena bersifat padat karya, mampu mengikuti laju pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja yang rata-rata per tahunnya masih tinggi.
Politisi dari Fraksi Partai Demokrat juga mengevaluasi beberapa program kerja Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM), misalnya dengan mempertanyakan realisasi program kerja yang kurang progresif, padahal jika usaha kecil dikelola dengan baik, mampu menghadapi kompetisi dengan usaha-usaha bermodal besar.
"Tentang program peningkatan kehidupan berkelanjutan berbasis usaha mikro, itu realisasinya baru sebesar 59,19 persen, sedangkan yang lainnya ada yang sampai 81 persen. Apakah kendala yang menyebabkan realisasinya baru terserap 59,19 persen," ujar Melani.
Dia juga mempertanyakan mengenai pembentukan hak cipta UMKM untuk mengetahui apakah program terkait hal tersebut sudah terealisasi hingga tahun 2016, begitu pula dengan rencana pembuatan Kampung UKM digital yang ada di seluruh wilayah Indonesia.
Sebagaimana diwartakan, Presiden Joko Widodo membuka Pameran Waralaba dan UKM Indonesia 2016 (Indonesia Franchise & SME Expo/IFSE) di Balai Sidang Jakarta, Jumat (25/11), dengan berharap usaha itu dapat menumbuhkan ekonomi kerakyatan di Tanah Air.
"Konsep franchise atau waralaba sebenarnya sangat cocok untuk negara kita, Indonesia. Masyarakat Indonesia sejak lama sudah terbiasa dengan usaha sendiri, buka warung, membuka toko, membuka restauran," kata Presiden Jokowi dalam sambutan pembukaannya.
Menurut Presiden, usaha waralaba dan usaha mikro, kecil dan menengah juga dapat menyerap tenaga kerja hingga sebesar 70 hingga 80 persen.
Suatu waralaba juga dapat meningkatkan kualitas usaha warga dengan menerapkan standarisasi baik untuk perlengkapan, fasilitas gerai maupun kualitas produk, katanya.
Kepala Negara juga berharap sejumlah waralaba asal Indonesia dapat menembus pasar mancanegara. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016