Mangupura (Antara Bali) - Wakil Bupati Badung, Bali, I Ketut Suiasa meresmikan penyebaran bibit 1.000 ekor anakan sapi (pedet) di Sentra pembibitan sapi Desa Sobangan, 15 km utara pusat pemerintahan Mangupura, Rabu.
Dalam kegiatan yang dihadiri Staf Ahli Bidang Inovasi dan Teknologi Kementerian Pertanian (Kementan) Syukur Iwantoro, Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali Putu Sumantra beserta instansi terkait itu, Suiasa mengatakan upaya pembibitan sapi indukan itu dilakukan di Desa Sobangan karena letak geografis daerah itu sangat cocok untuk melakukan pengembangbiakan sapi lokal Bali.
"Bupati Badung sangat serius untuk mengupayakan secara khusus sapi induk wajib bunting (Upsus Siwab) dalam program itu, agar mampu menjadi daerah pembibitan sapi secara berkualitas dan berkuantitas," kata Suiasa.
Upaya itu juga tertuang dalam kebijakan Pemkab Badung dalam RPJMD Tahun Anggaran 2016-2021 salah satunya ingin menjadikan daerah Badung Utara sebagai sentra pengembangan bibit sapi Bali yang juga menjadi tekad Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta.
Secara kuantitas, lanjut dia, sapi lokal Bali ini memang lebih banyak di Pulau Dewata dibandingkan daerah lainnya, namun pihaknya menginginkan secara kualitas populasi sapi yang dihasilkan ini juga lebih baik lagi.
"Ke depannya, Pemkab Badung memiliki rencana akan memperluas area sentra pembibitan sapi di Desa Sobangan, Badung, agar dapat meningkatkan jumlah populasi sapi lebih banyak lagi," katanya.
Selanjutnya, bibit sapi yang dikembangbiakan di sentra peternakan itu akan disalurkan kepada kelompok peternak di daerah itu secara cuma-cuma.
"Saat ini di sentra Sobangan dilakukan panen pedet (anakan sapi) sebanyak 1.000 ekor yang berasal dari tiga kecamatan yakni Petang, Abiansemal dan Mengwi yang nantinya akan terus dikembangkan agar dapat didistribusikan ke masyarakat," ujarnya.
Ia mengharapkan, menteri pertanian dapat terus memberikan perhatian dan bimbingan kepada peternak sapi indukan di Sentra Pembibitan sapi lokal di Desa Sobangan, Badung dengan bebagai kebijakan yang mendukung para peternak setempat.
"Kami juga ingin memadukan antara sektor pertanian dan peternakan maupun pariwisata yang dimiliki daerah ini," katanya.
Pihaknya juga menginstruksikan kepada Dinas Peternakan Kabupaten Badung untuk mendata berapa jumlah kebutuhan daging yang dibutuhkan hotel-hotel yang ada di daerah itu dan mendata kualitas daging sapi sesuai permintaan perhotelan.
"Apabila ini telah dilakukan, maka akan menjadi tolak ukur standar kualitas daging dan berapa kuantitas yang dibutuhkan untuk hal ini, sehingga memenuhi target yang diharapkan," katanya lagi.
Setelah upaya ini dapat dicapai, maka harga daging sapi di daerah itu akan disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan jumlah hotel yang ada di Badung dengan jumlah kamar 240.000 unit.
"Hal ini dilakukan agar mampu menjadi daerah yang mandiri dari segi kebutuhan pangan ini, sehingga mempercepat pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Badung," katanya.
Ia menambahkan, Kabupaten Badung memiliki tiga potensi yakni pariwisata, pertanian arti luas dan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Tiga potensi ini sesuai dengan letak geografis Badung yang strategis, sehingga untuk di Badung Utara memang dijadikan untuk pengembangan sektor pertanian arti luas, Badung Tengah (sektor UMKM) tanpa mengabaikan sektor pertananian dan Badung Selatan (pengembangan pariwisata)," ujar Suiasa.
Dengan adanya tiga potensi yang dimiliki Badung ini, maka menjadi penentu pemerintah daerah setempat dalam menentukan kebijakan strategis. "Untuk sektor pertanian dan peternakan, Pemkab Badung memiliki komitmen dalam upaya pengembangan ternak sapi itu," kata Suiasa. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Dalam kegiatan yang dihadiri Staf Ahli Bidang Inovasi dan Teknologi Kementerian Pertanian (Kementan) Syukur Iwantoro, Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali Putu Sumantra beserta instansi terkait itu, Suiasa mengatakan upaya pembibitan sapi indukan itu dilakukan di Desa Sobangan karena letak geografis daerah itu sangat cocok untuk melakukan pengembangbiakan sapi lokal Bali.
"Bupati Badung sangat serius untuk mengupayakan secara khusus sapi induk wajib bunting (Upsus Siwab) dalam program itu, agar mampu menjadi daerah pembibitan sapi secara berkualitas dan berkuantitas," kata Suiasa.
Upaya itu juga tertuang dalam kebijakan Pemkab Badung dalam RPJMD Tahun Anggaran 2016-2021 salah satunya ingin menjadikan daerah Badung Utara sebagai sentra pengembangan bibit sapi Bali yang juga menjadi tekad Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta.
Secara kuantitas, lanjut dia, sapi lokal Bali ini memang lebih banyak di Pulau Dewata dibandingkan daerah lainnya, namun pihaknya menginginkan secara kualitas populasi sapi yang dihasilkan ini juga lebih baik lagi.
"Ke depannya, Pemkab Badung memiliki rencana akan memperluas area sentra pembibitan sapi di Desa Sobangan, Badung, agar dapat meningkatkan jumlah populasi sapi lebih banyak lagi," katanya.
Selanjutnya, bibit sapi yang dikembangbiakan di sentra peternakan itu akan disalurkan kepada kelompok peternak di daerah itu secara cuma-cuma.
"Saat ini di sentra Sobangan dilakukan panen pedet (anakan sapi) sebanyak 1.000 ekor yang berasal dari tiga kecamatan yakni Petang, Abiansemal dan Mengwi yang nantinya akan terus dikembangkan agar dapat didistribusikan ke masyarakat," ujarnya.
Ia mengharapkan, menteri pertanian dapat terus memberikan perhatian dan bimbingan kepada peternak sapi indukan di Sentra Pembibitan sapi lokal di Desa Sobangan, Badung dengan bebagai kebijakan yang mendukung para peternak setempat.
"Kami juga ingin memadukan antara sektor pertanian dan peternakan maupun pariwisata yang dimiliki daerah ini," katanya.
Pihaknya juga menginstruksikan kepada Dinas Peternakan Kabupaten Badung untuk mendata berapa jumlah kebutuhan daging yang dibutuhkan hotel-hotel yang ada di daerah itu dan mendata kualitas daging sapi sesuai permintaan perhotelan.
"Apabila ini telah dilakukan, maka akan menjadi tolak ukur standar kualitas daging dan berapa kuantitas yang dibutuhkan untuk hal ini, sehingga memenuhi target yang diharapkan," katanya lagi.
Setelah upaya ini dapat dicapai, maka harga daging sapi di daerah itu akan disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan jumlah hotel yang ada di Badung dengan jumlah kamar 240.000 unit.
"Hal ini dilakukan agar mampu menjadi daerah yang mandiri dari segi kebutuhan pangan ini, sehingga mempercepat pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Badung," katanya.
Ia menambahkan, Kabupaten Badung memiliki tiga potensi yakni pariwisata, pertanian arti luas dan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Tiga potensi ini sesuai dengan letak geografis Badung yang strategis, sehingga untuk di Badung Utara memang dijadikan untuk pengembangan sektor pertanian arti luas, Badung Tengah (sektor UMKM) tanpa mengabaikan sektor pertananian dan Badung Selatan (pengembangan pariwisata)," ujar Suiasa.
Dengan adanya tiga potensi yang dimiliki Badung ini, maka menjadi penentu pemerintah daerah setempat dalam menentukan kebijakan strategis. "Untuk sektor pertanian dan peternakan, Pemkab Badung memiliki komitmen dalam upaya pengembangan ternak sapi itu," kata Suiasa. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016