Tabanan (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Tabanan, Bali menggelar kegiatan Kemah Budaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, kini telah memasuki tahun keenam.

"Kegiatan yang digagas Ketua DPRD Tabanan I Ketut Suryadi yang mendapatkan dukungan Bupati setempat Ni Putu Eka Wiryastuti mampu mencetak seniman-seniman muda yang berbakat," kata Sekda Kabupaten Tabanan I NyomanWirna Ariwangsa, Selasa.

Ketika membuka Kemah Budaya tersebut, ia mengatakan, pembangunan menyangkut berbagai aspek kehidupan termasuk seni budaya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera aman dan berpretasi dalam segala lini kehidupan.

Salah satunya dengan membangun generasi penerus yang maju dan tetap berpegang pada kebudayaan khas Tabanan dan mewujudkan Ajeg Bali.

Sekda Nyoman Wirna Ariwangsa menambahkan, kemah budaya merupakan salah satu kegiatan yang dirancang berkelanjutan untuk mencetak generasi muda yang kreatif dan berpijak pada budaya.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tabanan I Putu Santika melaporkan, Kemah Budaya 2016 merupakan salah satu program unggulan untuk mendidik karakter seni dan budaya bagi siswa SMA dan SMK di daerah "lumbung beras".

Selain itu untuk menggali potensi para peserta dan kegiatan kali ini mengusung tema "Menjadi Matahari" yang diharapkan bisa menjadi sinar, minimal bagi diri sendiri, untuk mencari arah hidup.

Kegiatan tersebut berlangsung selama enam hari hingga 19 Nopember mendatang. Para peserta mengikuti proses seleksi dan yang dinyatakan lulus sekitar 50 orang dan mereka itulah nantinya yang berhak mengikuti pentas budaya.

Mereka selama mengikuti Kemah Budaya diajak mengolah potensi yang dimiliki masing-masing. Adapun mentor mereka di antaranya Sawung Jabo bersama personil Sirkus Barock, Ayu Weda, Kadek Jango Pramartha, Putu Liong Sutawijaya, dan para alumni-alumni Kemah Budaya dari generasi pertama sampai kelima.

Sementara itu, Ketua DPRD Tabanan Ketut Suryadi selaku penggagas merasa sangat bersyukur karena Kemah Budaya telah berjalan sampai keenam kalinya. Hal itu tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, sehingga kegiatan olah kreatif bagi anak-anak SMA mampu bertahan.

"Saya berjanji selama bisa diagendakan akan saya agendakan. Ini amat penting bagi situasi kehidupan yang sudah terdegradasi terutama anak muda. Jadi selama enam hari, anak-anak muda ini akan disentuh. Mau jadi apa?Tidak harus jadi seniman. Yang terpenting adalah menyadari kepekaan diri mereka. Tepatnya mau jadi apa. Saya ingat ucapan Umbu Landu Paranggi (tokoh sastrawan), kalau berpijak pada apa saja, kita harus rasakan tanah," ujarnya.

Sawung Jabo, pimpinan Sirkus Barock yang juga koordinator mentor di Kemah Budaya mengungkapkan filosofi tema "Menjadi Matahari". Dikatakan, matahari sebagai simbol kesetiaan dan ketulusan.

"Setiap hari (matahari) ada. Dia menghangatkan, menyinari,segala yang ada di bumi ini. Untuk siapa saja. Dia tidak ingkar janji.Sekalipun mendung dan tertutup awan tebal, dia tetap ada. Dan, dia juga tidak pernah menuntut apa-apa," ulasnya.

Matahari, sambungnya, adalah simbol kesadaran akan banyak hal, sehingga, jika peserta Kemah Budaya telah lulus nantinya, mereka bisa memberikan inspirasi pada lingkungannya. "Sama seperti matahari itu sendiri," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Wayan Artaya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016