Mangupura (Antara Bali) - Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan (Diskoperindag) dan UKM Kabupaten Badung, Bali, mengklaim program pendampingan untuk kelompok tani asparagus dan Koperasi Tani Mertanadi, Desa Plaga, sudah berjalan optimal.

"Ini dibuktikan sejak Tahun 2009 hingga saat ini, penghasilan petani asparagus rata-rata Rp1,5 juta per harinya, karena banyak diminati perhotelan dan pasar mancanegara seperti Singapura dan Australia," kata Kepala Diskoperindag dan UKM Badung I Ketut Karpiana, di Mangupura, Senin.

Ia mengatakan, bentuk pendampingan yang diberikan Pemkab Badung terhadap petani asparagus tersebut dengan menyiapkan lahan pertanian dan mendatangkan seorang tenaga ahli dari Taiwan melalui Kementerian Koperasi dan UMKM untuk memberikan pelatihan pola tanam komoditas sayuran itu.

"Dipilihnya Desa Plaga, Badung, sebagai tempat penanaman sayuran asparagus itu, karena cuaca, suhu dan iklim yang cocok memang sayuran itu," ujarnya lagi.

Ia mencatat, sejak dikembangkannya pertanian asparagus di Desa Plaga pada Tahun 2016 hingga saat ini, jumlah keseluruhan lahan asparagus mencapai 60 hektar.

"Upaya ini dilakukan karena permintaan sayuran asparagus ini terus mengalami peningkatan setiap bulannya khusunya hotel-hotel di Badung Selatan, sehingga pemerintah terus melakukan langkah-langkah mendorong petani asparagus untuk meningkatkan produksinya," katanya.

Pemkab Badung sangat mendukung budidaya sayur asparagus di Desa Plaga, Badung yang juga sudah dituangkan dalam program "one village one product" (OVOP) atau satu desa satu produk.

Selain itu, pemerintah setempat sangat mendukung pembibitan asparagus yang sudah dikembangkan dengan menggunakan area tanah seluas 20 are di daerah itu.

Ia mengakui, program yang dicanangkan Pemkab Badung sudah membawa dampak positif terhadap petani di Desa Plaga, karena hasil produksi asparagus memiliki kualitas sangat baik sehingga terus diminati pasar khusunya untuk kebutuhan hotel yang ada di Kabupaten Badung Selatan.

Program ini berbasis produk unggulan yang dilakukan secara bertahap dengan merekrut petani di Desa Plaga yang disosialisasikan kepada masyarakat Desa itu untuk mengembangkan asparagus yang diberi pelatihan khusus dan membentuk wadah koperasi.

"Sebelumnya bibit yang dibantu dari Negara Taiwan, yang dikelola koperasi Tani Mertanadi," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016