Denpasar (Antara Bali)- Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengajak masyarakat agar melestarikan dan menggunakan buah lokal untuk ritual keagamaan, seiring dengan pemberlakuan Perda Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perlindungan Buah Lokal.

"Buah lokal tidak kalah rasanya dengan buah impor. Tetapi dengan menggunakan buah lokal, secara tidak langsung kita telah menolong petani agar bisa memiliki pendapatan yang lebih besar," kata Sudikerta saat menyampaikan "dharma wacana" (ceramah kegamaan) dalam upacara di Bali, Senin.

Selain itu, menurut dia, dengan menggunakan buah lokal merupakan upaya dalam melestarikan plasma nutfah lokal yang sangat potensial untuk dikembangkan.

"Aturan penggunaan buah lokal sudah kita terbitkan, jadi mari kita terapkan. Kali ini, saya masih lihat beberapa gebogan (persembahan) memakai buah impor, ke depannya saya harap semuanya gunakan buah lokal," ujarnya.

Di sisi lain , Sudikerta juga mengingatkan para pegawai agar dalam melakukan tugas dan fungsinya dilaksanakan dengan sebaik mungkin.

Mantan Wakil Bupati Badung itu juga mengajak jajarannya untuk selalu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

"Jika ada pelayanan yang masih kurang optimal segera perbaiki. Kalau ditemukan kesalahan dalam proses pelayanan segera diatasi dan dicarikan solusinya dengan tetap mengedepankan kebersamaan dan musyawarah mufakat," ucapnya.

Terkait pelaksanaan "piodalan" yang jatuh pada Purnama Kelima, Sudikerta pun mengajak jajarannya untuk selalu mengucap syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan) karena telah diberi kesehatan sehingga bisa menjalankan tugas selaku abdi negara dan bisa melaksanakan program-program Bali Mandara.

Upacara piodalan yang "dipuput" atau dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Putra Pemaron dari Griya Kusumayati Yangbatu juga diisi dengan pementasan tarian sakral seperti Topeng Sidakarya serta Tarian Rejang Renteng yang dibawakan dari para pegawai di lingkungan Pemprov Bali. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016