Denpasar (Antara Bali) - Rumah Sakit Bali Mandara milik Pemerintah Provinsi Bali yang ditargetkan mulai beroperasi pada Agustus 2017 akan membuka layanan kanker terpadu.

"Tahun depan dibuka layanan kanker terpadu, sedangkan 2018 kami harapkan layanan kankernya sudah bisa jalan seperti radiodiagnostik, radioterapi, dan kedokteran nuklir," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya di Denpasar, Jumat.

Dengan menyediakan layanan kanker tersebut, ucap dia, nantinya dilengkapi dengan pemeriksaan PET-scan, yang bisa mendeteksi secara dini kanker di tubuh manusia, meskipun dalam ukuran yang masih sangat kecil.

"Hal yang perlu disadari adalah selama ini deteksi kanker yang sering terlambat karena penyebabnya tidak jelas, sehingga begitu ketahuan sudah dalam stadium lanjut," ucapnya.

Jika RS Bali Mandara yang didesain berstandar internasional itu bisa memberikan pelayanan deteksi dini kanker, sehingga diharapkan tingkat kesembuhan pasien akan semakin tinggi.

Suarjaya mengatakan, saat ini kasus kanker yang tertinggi di Bali adalah kanker payudara, kanker serviks dan kanker paru-paru, dan mayoritas diderita oleh penduduk usia produktif.

Sedangkan faktor yang meningkatkan risiko kanker adalah lingkungan yang berpolusi, faktor makanan yang mengandung bahan kimia dan berpengawet, hingga perilaku seks bebas.

Pihaknya saat ini masih melakukan kajian dan menghitung besaran biaya yang dibutuhkan untuk penyediaan layanan kanker tersebut dan idak mudah menyiapkan layanan kanker terpadu karena dari konsep bangunannya harus disiapkan secara spesifik dari awal.

Dia mencontohkan, mulai dari desain gambar harus berkoordinasi dengan Badan Pengelola Tenaga Nuklir dan Badan Tenaga Atom Nasional. "Hal ini karena ada pengaruh radiasi sehingga diperlukan dinding dengan ketebalan tertentu hingga ada gedung yang harus berada di bawah tanah," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016