Nusa Penida (Antara Bali) - Delapan jenazah korban jebolnya Jembatan Kuning sepanjang 150 meter lebar 1,5 meter yang menghubungkan Nusa Lembongan dengan Nusa Ceningan di Pulau Nusa, Kabupaten Klungkung, Bali akan diaben (kremasi) dan sebagian dikubur di (setra) desa adat masing-masing.

"Dua jenazah korban warga Desa Lembongan akan diaben hari Rabu (19/10) dan satu jenazah lagi dikuburkan," kata I Wayan Bagiayasa, salah seorang warga setempat, Senin.

Kedua jenazah yang akan dikremasi terdiri atas Ni Putu Krisna Dewi (9) dan Ni Kadek Mustina (6). Sementara korban lainnya Putu Ardiana (45) dan Ni Wayan Sumarti (56) masih kordinasi dengan pihak pemuka adat.

"Kami tidak menyalahkan siapa-siapa dalam musibah jebolnya jembatan yang merenggut delapan korban jiwa, kami berduka dan fokus melakukan persiapan untuk menggelar ritual ngaben," kata I Wayan Bagiayasa yang salah seorang anggota keluarganya meninggal dalam musibah tersebut.

Sedangkan lima korban meninggal warga Desa Jungutbatu, Nusa Penida. Dari lima jenazah itu, dua diantaranya akan dikremasi hari hari Kamis (20/10) yakni almarhum I Wayan Sutamat (49)dan Ni Wayan Merni (55).

Khusus jenazah I Putu Surya akan dikubur pada hari yang sama. Sementara jenazah I Gede Sena Banjar Limo, Desa Kutampi dikuburkan.

Sementara itu Tim SAR Denpasar bersama petugas gabungan lainnya pada hari kedua (Senin, 17/10) kembali melanjutkan pencarian korban Jembatan Kuning yang dipimpin langsung Kepala Kantor SAR Denpasar Didi Hamzar bersama tim evakuasi, di antaranya BPBD Bali dan Klungkung, kepolisian, TNI, dan tim gabungan lainnya.

Upaya pencarian tersebut dengan menyisir kawasan pesisir di sekitar perairan Nusa Penida dan di perairan Nusa Lembongan, setelah proses pencarian pada Minggu malam dihentikan sekitar pukul 21.00 WITA karena kondisi gelap.

Hal itu dilakukan karena ada kekhawatirkan masih ada korban yang terbawa arus saat jembatan sepanjang sekitar 150 meter itu ambruk.

Jembatan gantung yang menghubungkan Pulau Nusa Lembongan dan Pulau Nusa Ceningan itu, diduga ambruk karena kelebihan beban.

Pada saat kejadian warga setempat menggunakan jembatan untuk menyeberang ke Pulau Nusa Ceningan karena ada upacara di Pura Bakung.

Warga yang membludak menyeberang karena pada saat itu juga dilangsungkan ritual "Nyepi Segara" atau bebas dari aktivitas laut, seperti menggunakan perahu motor di seluruh kawasan setempat hingga aktivitas wisata.

Akibat ambruknya jembatan yang dikenal "jembatan cinta" di kalangan wisatawan tersebut, delapan orang tewas dan 34 orang lainnya mengalami luka-luka, serta sedikitnya 17 kendaraan sepeda motor yang tercebur ke laut. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Sentana

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016