New York (Antara Bali) - Kurs dolar AS menguat terhadap sebagian besar
mata uang utama pada Senin (Selasa pagi WIB), karena para investor
mempertimbangkan informasi terbaru dari debat kedua calon presiden AS
pada Minggu.
Calon presiden AS Donald Trump dan Hillary Clinton menjalani debat kedua pada Minggu malam, dengan satu sama lain tanpa henti saling menyerang keras dengan skandal-skandal.
Kampanye Trump telah berada di bawah kecaman baru-baru ini, setelah rekaman video 2005 yang berisi komentar-komentar vulgarnya tentang wanita bocor sehingga menimbulkan kegemparan.
Dengan tidak ada data utama dari negara itu, para investor masih memilah-milah laporan penggajian (payroll) non pertanian terbaru AS.
Total penggajian pekerja non pertanian AS naik 156.000 pada September, lebih rendah dari perkiraan pasar 176.000, dan tingkat pengangguran naik tipis menjadi 5,0 persen, menurut Departemen Tenaga Kerja, Jumat (7/10).
Laporan penggajian non pertanian telah diawasi ketat oleh para investor untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut dari langkah-langkah selanjutnya Federal Reserve AS.
Meskipun angka terbaru di bawah harapan, Presiden Fed Cleveland, Loretta Mester, mengatakan bahwa laporan ketenagakerjaan itu "kuat," menambahkan saatnya bagi bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga.
Beberapa pejabat Fed mengatakan awal pekan ini bahwa ada alasan yang kuat untuk menaikkan suku bunga, dan bank sentral tidak harus menunda kenaikan suku bunga.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,30 persen menjadi 96,921 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro jatuh ke 1,1139 dolar AS dari 1,1173 dolar AS, dan pound Inggris turun menjadi 1,2356 dolar AS dari 1,2441 dolar AS. Dolar Australia naik menjadi 0,7605 dolar AS dari 0,7577 dolar AS.
Dolar AS dibeli 103,69 yen Jepang, lebih tinggi dari 103,21 yen di sesi sebelumnya. Dolar naik tipis menjadi 0,9827 franc Swiss dari 0,9792 franc Swiss, dan jatuh menjadi 1,3170 dolar Kanada dari 1,3273 dolar Kanada, demikian Xinhua.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Calon presiden AS Donald Trump dan Hillary Clinton menjalani debat kedua pada Minggu malam, dengan satu sama lain tanpa henti saling menyerang keras dengan skandal-skandal.
Kampanye Trump telah berada di bawah kecaman baru-baru ini, setelah rekaman video 2005 yang berisi komentar-komentar vulgarnya tentang wanita bocor sehingga menimbulkan kegemparan.
Dengan tidak ada data utama dari negara itu, para investor masih memilah-milah laporan penggajian (payroll) non pertanian terbaru AS.
Total penggajian pekerja non pertanian AS naik 156.000 pada September, lebih rendah dari perkiraan pasar 176.000, dan tingkat pengangguran naik tipis menjadi 5,0 persen, menurut Departemen Tenaga Kerja, Jumat (7/10).
Laporan penggajian non pertanian telah diawasi ketat oleh para investor untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut dari langkah-langkah selanjutnya Federal Reserve AS.
Meskipun angka terbaru di bawah harapan, Presiden Fed Cleveland, Loretta Mester, mengatakan bahwa laporan ketenagakerjaan itu "kuat," menambahkan saatnya bagi bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga.
Beberapa pejabat Fed mengatakan awal pekan ini bahwa ada alasan yang kuat untuk menaikkan suku bunga, dan bank sentral tidak harus menunda kenaikan suku bunga.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,30 persen menjadi 96,921 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro jatuh ke 1,1139 dolar AS dari 1,1173 dolar AS, dan pound Inggris turun menjadi 1,2356 dolar AS dari 1,2441 dolar AS. Dolar Australia naik menjadi 0,7605 dolar AS dari 0,7577 dolar AS.
Dolar AS dibeli 103,69 yen Jepang, lebih tinggi dari 103,21 yen di sesi sebelumnya. Dolar naik tipis menjadi 0,9827 franc Swiss dari 0,9792 franc Swiss, dan jatuh menjadi 1,3170 dolar Kanada dari 1,3273 dolar Kanada, demikian Xinhua.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016