Denpasar (Antara Bali) - Dinas Kesehatan Provinsi Bali meminta masyarakat untuk mewaspadai kasus anemia yang terjadi pada remaja putri karena dampaknya akan memengaruhi perkembangan organ reproduksi mereka yang nantinya akan menjadi calon ibu.

"Hasil riset terkait kasus anemia ini cukup mengkhawatirkan karena remaja putri merupakan kelompok usia produktif yang dipersiapkan menjadi calon ibu. Mereka itu adalah penentu kualitas generasi berikutnya," kata Kepala Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ni Made Parwati, di Denpasar, Minggu.

Dia mengemukakan, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional menunjukkan bahwa 22,7 persen remaja putri mengalami anemia. Sementara hasil penelitian terbaru yang dilakukan sejumlah lembaga penelitian kesehatan memberi gambaran bahwa 61 persen kelompok remaja putri mengalami anemia.

"Anemia atau kurang darah pada kalangan remaja putri berkaitan dengan masa menstruasi yang mulai mereka alami, tetapi tidak diimbangi dengan pola makan dengan gizi seimbang," ujar Parwati saat berorasi pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) itu.

Gaya hidup seperti diet, makanan instan dan kurang suka sayuran adalah beberapa hal yang mejadi pemicu bertambahnya penderita anemia di kalangan remaja putri. Jika tak tak segera diatasi, anemia pada remaja putri akan sangat memengaruhi perkembangan organ reproduksi mereka.

"Nanti bisa muncul masalah saat kehamilan seperti pendarahan, bayi lahir dengan berat badan kurang dan risiko cacat," ujarnya.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali telah melakukan sejumlah langkah antisipasi antara lain menggencarkan sosoalisasi ke sekolah-sekolah hingga pemberian tablet penambah darah bagi remaja putri.

Selain upaya yang dilakukan oleh pemerintah, pihaknya juga mendorong peran aktif orang tua untuk menyediakan makanan dengan gizi berimbang bagi putra-putri mereka.

Berdasarkan hasil penelitian, asupan zat gizi masyarakat masih berada di bawah jumlah ideal. Idealnya, kata Parwati, tiap orang membutuhkan asupan zat gizi 20 mg/hari, namun dalam kenyataannya asupan gizi rata-rata hanya 5,4 mg/hari.

Dengan peran aktif masyarakat, dia berharap persoalan yang ditimbulkan dari anemia di kalangan remaja putri akan dapat dicegah sejak dini. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016