Denpasar (Antara Bali) - I Ketut Muja (66), pematung asal Desa Mukti, Singapadu, Kabupaten Gianyar, Bali, kini sedang menyiapkan pameran tunggal yang rencananya digelar di perkampungan seni Ubud.

Puluhan karya seni patung yang tengah dipersiapkan itu, seluruhnya terbuat dari akaran-akaran berbagai jenis pepohonan.

"Saya masih melakukan seleksi terhadap ratusan karya saya untuk nantinya dapat ditampilkan dalam pameran di Museum Ratna Warta Ubud," kata I Ketut Muja, di Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan, dipilihnya museum Ratna Warta Ubud sebagai tempat pameran yang dijadwalkan digelar pada pertengahan 2011, antara lain karena lokasinya sangat strategis, sehingga selama ini menjadi salah satu pusat kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri.

Selain itu museum tersebut juga menjadi cikal bakal bagi perkembangan seni patung maupun lukisan di Bali, sehingga keberadaannya sangat penting bagi menumbuhkan kreativitas seniman-seniman muda yang berbakat.

I Ketut Muja mengaku, kini memiliki 150 karya patung dalam berbagai bentuk dan ukuran, namun yang akan dipamerkan tidak lebih dari 50 buah.

Pameran tersebut akan disertai dengan menerbitkan buku tentang seni patung Bali yang kini masih dalam proses penggarapan, dan diharapkan segera dapat dirampungkan.

I Ketut Muja tercatat menggeluti aktivitas pembuatan patung sejak usia anak-anak dengan menjadikan berbagai jenis akar-akaran kayu sebagai bahan baku pembuatan patung dan cendera mata yang unik dan menarik. Karena uniknya, patung dan cendera mata karya Muja  mampu menembus pasaran ekspor.

Muja adalah seniman yang khusus membuat patung dari bahan akar-akaran kayu, sehingga karya yang dihasilkan sangat bervariasi, sehingga sangat diminati wisatawan yang datang berlibur ke Bali.

Karya seni yang dihasilkan sangat tergantung dari pesan dan kesan dari sebuah akar kayu, untuk selanjutnya diolah menjadi sebuah karya seni patung.

Masing-masing akar kayu itu sudah dibentuk oleh alam dan mempunyai idiologi untuk menghasilkan sebuah karya seni, ujar Muja menambahkan.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011