Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali mengalokasikan anggaran Rp200 miliar untuk pengadaan alat kesehatan rumah sakit berstandar internasional milik pemprov setempat, Bali Mandara.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya di Denpasar, Senin mengatakan, pengadaan alat kesehatan tersebut dilakukan secara bertahap yakni 2016 dan 2017.

"Kalau di APBD Perubahan 2016 tidak bisa semua karena masih sisa waktu tiga bulan. Untuk tahun ini dianggarkan Rp70 miliar, itupun murninya untuk alat kesehatan Rp67 miliar, karena Rp3 miliar untuk biaya lain-lain seperti listrik, air dan SDM yang harus diadakan di awal," ujarnya.

Suarjaya mengemukakan, alokasi anggaran tahun ini digunakan untuk pengadaan alat kesehatan tertentu yang bisa diadakan dengan e-katalog seperti tempat tidur dan alat medis lainnya di UGD serta ICU.

Demikian juga untuk 2017, sebagian besar pengadaannya lewat e-katalog juga karena sistem lebih mudah. Kecuali untuk barang tertentu yang tidak ada di e-katalog seperti kamar operasi, dinding dan lantainya serta interior, barulah pengadaannya lewat tender.

Di samping alat kesehatan yang disiapkan Rp200 miliar, tambah Suarjaya juga dialokasikan alat penunjang sebesar Rp80 miliar. Untuk pembangunan fisiknya sendiri sebesar Rp200 miliar yang ditargetkan selesai tahun ini.

"Harapan kami pada Juni 2017 sudah bisa disetting. Sedangkan SDM-nya untuk tahap awal akan dimobilisasi dari Dinas Kesehatan, RS Mata Bali Mandara, dan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali sedangkan sisanya baru dengan outsourcing," ucapnya.

Pihaknya juga berharap pada pertengahan tahun depan sudah bisa dilakukan simulasi sehingga tepat pada 14 Agustus 2017 bisa diluncurkan dan menjadi kado Ulang Tahun Provinsi Bali.

Sedangkan untuk pengelolaan awalnya, lanjut Suarjaya, RS tersebut dalam bentuk Unit Pelayanan Teknis di bawah Dinas Kesehatan, barulah bertahap mengarah pada Badan Layanan Umum Daerah. Ini dikelola murni oleh Pemerintah Provinsi Bali.

"Paling tidak layanan utama akan dibuka saat peluncuran seperti UGD, kamar operasi, poliklinik, ruang rawat kelas I, II,dan III. Di samping juga punya unggulan yakni kanker dan anti aging," ujarnya.

Yang tidak kalah menarik, kata Suarjaya, Royal Darwin Hospital juga menjadikan RS Bali Mandara sebagai "sister hospital". RS dari Negeri Kangguru itu akan membantu untuk pelatihan SDM terutama yang menyangkut kegawatdaruratan karena itu yang menjadi keunggulan mereka.

"Nanti kami juga akan kirim dokter dan paramedis ke Darwin dan mereka siap mendukung dan bahkan bersedia menyiapkan anggaran," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016