Kuta (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menggugah kepedulian para pelaku pariwisata di Pulau Dewata agar lebih banyak memanfaatkan produk yang dihasilkan petani lokal.

"Saya juga prihatin karena pertanian makin ditinggalkan. Alasannya karena bertani itu terkesan kotor, kurang bergengsi dan tak menjanjikan. Coba tanya, mana ada orang tua yang ingin anaknya jadi petani," kata Pastika pada peringatan Hari Pariwisata Dunia 2016 di Kuta, Kabupaten Badung, Sabtu.

Menurut dia, keprihatinan terhadap kondisi sektor pertanian telah begitu banyak diungkapkan para pemerhati. Mereka berpendapat, sektor pertanian terancam karena makin tak diminati.

"Anak-anak muda kita lebih tertarik untuk bekerja di hotel daripada menekuni bidang pertanian, sehingga sektor pertanian makin ditinggalkan dan alih fungsi lahan pun tak terelakkan," ucapnya.

Tentu saja kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Oleh karena itu, ungkapan keprihatinan dan teori saja tidaklah cukup untuk membangkitkan sektor pertanian. Perlu langkah-langkah konkret yang melibatkan semua pihak, khususnya pelaku pariwisata.

Terkait dengan hal itu, Pastika mengapresiasi lagkah konkret yang dilakukan Yayasan Tri Hita Karana (THK), melalui sejumlah programnya, yayasan ini telah berupaya menjembatani kepentingan para petani dengan pengelola hotel maupun restoran.

Upaya tersebut antara lain tercermin dari keterlibatan para petani dalam peringatan Hari Pariwisata Dunia Tahun 2016 yang digagas Yayasan THK.

"Saya menyambut positif gagasan pihak panitia yang menjadikan momentum peringatan Hari Pariwisata Dunia untuk mempertemukan para petani dan perajin dengan pengelola hotel serta asosiasi pariwisata," ujarnya.

Dia berharap kegiatan semacam ini lebih sering digelar untuk mensinkronkan kepentingan para petani dan pengelola akomodasi pariwisata. Dengan demikian, dia optimistis akan lebih banyak lagi produk petani lokal yang terserap dalam industri pariwisata.

Hal tersebut, dalam pandangan Pastika selain menguntungkan secara ekonomis, pemanfaatan produk lokal berkaitan pula dengan kesehatan karena belakangan petani lokal telah banyak yang membudidayakan produk organik dan yang pasti bebas dari pengawet.

Ke depannya, Pastika mendorong adanya komunikasi lebih intensif antara para petani dengan manajemen hotel, sehingga para petani mengetahui standar kebutuhan hotel. Sebaliknya, pihak hotel juga tahu apa yang diinginkan oleh para petani.

Selain mengutamakan produk lokal, dia juga minta pihak hotel mendatangkan ahli bidang pertanian untuk memberi pembinaan bagi para petani.

Di sisi lain, mantan Kapolda Bali ini menekankan pentingnya penerapan teknologi di bidang pertanian. Dia berkeyakinan, penerapan teknologi akan membuat sektor ini makin diminati."Penerapan teknologi akan mengurangi risiko panas, kotor dan tentunya dapat melipatgandakan produksi," ucapnya.

Sementara itu Ketua Panitia Peringatan Hari Pariwisata Dunia Tahun 2016 I Gusti Ngurah Wisnu Wardana mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memberi peran yang lebih signifikan bagi sektor pariwisata untuk mendukung kemajuan bidang ekonomi, sosial hingga politik.

Khusus untuk Bali, pihaknya menjadikan momentum peringatan Hari Pariwisata Dunia untuk mendorong keterlibatan para petani dan perajin.

"Kami harapkan kegiatan ini mampu mendorong interaksi positif antara pelaku pariwisata dengan para petani dan perajin untuk meningkatkan kesejahteraan mereka," ujarnya.

Peringatan Hari Pariwisata Dunia Tahun 2016 dihadiri oleh asosiasi dan pemangku kepentingan di bidang pariwisata.

Gubernur Pastika yang didampingi Karo Humas Setda Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra dan Inspektur Provinsi Bali I Ketut Teneng juga sempat meninjau pameran yang diikuti sejumlah kelompok tani dan perajin. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016