Denpasar (Antara Bali) - Ekspor aneka jenis kerajinan berbahan baku bambu dari Bali selama enam bulan periode Januari-Juni 2016 mencapai 6,40 juta dolar AS, naik 33,68 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya tercatat 4,78 juta dolar AS.
"Demikian pula pengapalan dari segi volume matadagangan tersebut meningkat 8,31 persen," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Made Suastika di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, pengapalan aneka jenis kerajinan anyaman selama enam bulan pertama 2015 itu tercatat 3,75 juta unit meningkat menjadi 4,06 juta unit pada periode yang sama tahun 2016.
"Peningkatan perolehan devisa jauh lebih besar dibandingkan dengan volume itu menunjukkan hasil kerajinan anyaman di pasaran luar negeri dihargai semakin mahal," ujar Made Suastika.
Kerajinan anyaman hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali mampu memberikan kontribusi 2,20 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 290,58 juta dolar AS selama semester I-2016, meningkat 21,16 persen dibanding semester yang sama tahun 2015 tercatat 239,83 juta dolar AS.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali sebelumnya pernah mengajak delapan perajin bambu dari Kabupaten Bangli untuk mengadakan studi banding ke sentra pengembangan kerajinan bambu di Jawa Timur.
Studi banding yang dilaksanakan tahun 2015 itu berlangsung selama lima hari sebagai upaya meningkatkan wawasan, kreativitas dan rancang bangun (desain) dalam meningkatkan mutu hasil kerajinan bahan baku bambu.
Kerajinan berbahan baku bambu yang menembus pasaran luar negeri itu antara lain berupa tempat koran, bakul, topi berbentuk kerucut, dompet dan hiasan untuk kamar tamu rumah tempat tinggal maupun hotel.
Selain itu juga ada berupa patung dan aneka jenis cendera mata lainnya yang dibuat dari akar bambu. Aneka jenis hasil kerajinan dari bahan baku bambu itu paling banyak diserap pasaran Amerika Serikat yakni 25,23 persen, menyusul Jepang 15,35 persen, Singapura 0,24 persen, Australia 6,98 persen, Thailand 0,11 persen, Jerman 2,79 persen, Hongkong 0,10 persen, Perancis 6,76 persen, Spanyol 5,15 persen dan Inggris 4,56 persen.
Sedangkan 32,75 persen sisanya menembus berbagai negara lainnya berkat cenderamata hasil sentuhan perajin Bali mampu bersaing di pasaran ekspor. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Demikian pula pengapalan dari segi volume matadagangan tersebut meningkat 8,31 persen," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Made Suastika di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, pengapalan aneka jenis kerajinan anyaman selama enam bulan pertama 2015 itu tercatat 3,75 juta unit meningkat menjadi 4,06 juta unit pada periode yang sama tahun 2016.
"Peningkatan perolehan devisa jauh lebih besar dibandingkan dengan volume itu menunjukkan hasil kerajinan anyaman di pasaran luar negeri dihargai semakin mahal," ujar Made Suastika.
Kerajinan anyaman hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali mampu memberikan kontribusi 2,20 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 290,58 juta dolar AS selama semester I-2016, meningkat 21,16 persen dibanding semester yang sama tahun 2015 tercatat 239,83 juta dolar AS.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali sebelumnya pernah mengajak delapan perajin bambu dari Kabupaten Bangli untuk mengadakan studi banding ke sentra pengembangan kerajinan bambu di Jawa Timur.
Studi banding yang dilaksanakan tahun 2015 itu berlangsung selama lima hari sebagai upaya meningkatkan wawasan, kreativitas dan rancang bangun (desain) dalam meningkatkan mutu hasil kerajinan bahan baku bambu.
Kerajinan berbahan baku bambu yang menembus pasaran luar negeri itu antara lain berupa tempat koran, bakul, topi berbentuk kerucut, dompet dan hiasan untuk kamar tamu rumah tempat tinggal maupun hotel.
Selain itu juga ada berupa patung dan aneka jenis cendera mata lainnya yang dibuat dari akar bambu. Aneka jenis hasil kerajinan dari bahan baku bambu itu paling banyak diserap pasaran Amerika Serikat yakni 25,23 persen, menyusul Jepang 15,35 persen, Singapura 0,24 persen, Australia 6,98 persen, Thailand 0,11 persen, Jerman 2,79 persen, Hongkong 0,10 persen, Perancis 6,76 persen, Spanyol 5,15 persen dan Inggris 4,56 persen.
Sedangkan 32,75 persen sisanya menembus berbagai negara lainnya berkat cenderamata hasil sentuhan perajin Bali mampu bersaing di pasaran ekspor. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016