Denpasar (Antara Bali) - Bali mengekspor barang-barang rajutan mampu menghasilkan devisa sebesar 1,10 juta dolar AS selama bulan Juli 2016, merosot 24,76 persen dibanding bulan sebelumnya (Juni 2016) yang tercatat 1,47 juta dolar AS.
"Perolehan devisa tersebut juga menurun 30,66 persen dibanding dengan bulan yang sama tahun sebelumnya (Juli 2015) yang tercatat 1,59 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Ir Adi Nugroho, MM di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, pengapalan berbagai jenis cenderamata berupa kain rajutan hasil sentuhan tangan-tangan terampil wanita Bali mampu memberikan kontribusi 3,94 persen dari total ekspor daerah ini sebesar 28,15 juta dolar AS, menurun 41,40 persen dibanding bulan sebelumnya mencapai 48,05 juta dolar AS.
Selain itu Bali juga menghasilkan devisa dari pengapalan pakaian jadi bukan rajutan sebesar 3,36 juta dolar AS selama bulan Juli 2016, menurun 34,77 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 5,16 juta dolar AS.
Adi Nugroho menambahkan, ekspor barang-barang rajutan dari Bali itu paling banyak menembus pasaran Singapura mencapai 29,77 persen, menyusul Hongkong 18,77 persen dan Amerika Serikat 14,51 persen.
Selain itu juga menjangkau pasaran Australia 7,02 persen, Jepang 1,31 persen, Jerman 0,97 persen, Perancis 0,42 persen, Belanda 0,41 persen, Taiwan 0,01 persen dan 26,80 persen sisanya menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia.
Pakaian jadi maupun rajutan yang dikapalkan ke pasaran luar negeri itu bukan produksi pabrik, namun dibuat secara manual sehingga memiliki nilai lebih bagi konsumen luar negeri, terutama Singapura, Amerika Serikat dan Hongkong.
Ketiga pasaran potensial itu tidak menutup kemungkinan menjual kembali barang-barang rajutan dari Pulau Dewata kepada wisatawan mancanegara yang singgah ke negara tersebut, ujar Adi Nugroho. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Perolehan devisa tersebut juga menurun 30,66 persen dibanding dengan bulan yang sama tahun sebelumnya (Juli 2015) yang tercatat 1,59 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Ir Adi Nugroho, MM di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, pengapalan berbagai jenis cenderamata berupa kain rajutan hasil sentuhan tangan-tangan terampil wanita Bali mampu memberikan kontribusi 3,94 persen dari total ekspor daerah ini sebesar 28,15 juta dolar AS, menurun 41,40 persen dibanding bulan sebelumnya mencapai 48,05 juta dolar AS.
Selain itu Bali juga menghasilkan devisa dari pengapalan pakaian jadi bukan rajutan sebesar 3,36 juta dolar AS selama bulan Juli 2016, menurun 34,77 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 5,16 juta dolar AS.
Adi Nugroho menambahkan, ekspor barang-barang rajutan dari Bali itu paling banyak menembus pasaran Singapura mencapai 29,77 persen, menyusul Hongkong 18,77 persen dan Amerika Serikat 14,51 persen.
Selain itu juga menjangkau pasaran Australia 7,02 persen, Jepang 1,31 persen, Jerman 0,97 persen, Perancis 0,42 persen, Belanda 0,41 persen, Taiwan 0,01 persen dan 26,80 persen sisanya menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia.
Pakaian jadi maupun rajutan yang dikapalkan ke pasaran luar negeri itu bukan produksi pabrik, namun dibuat secara manual sehingga memiliki nilai lebih bagi konsumen luar negeri, terutama Singapura, Amerika Serikat dan Hongkong.
Ketiga pasaran potensial itu tidak menutup kemungkinan menjual kembali barang-barang rajutan dari Pulau Dewata kepada wisatawan mancanegara yang singgah ke negara tersebut, ujar Adi Nugroho. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016