Ponorogo (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo menyesalkan mulai hilangnya identitas, karakter, identitas dan nilai keindonesian, seperti sopan santun, optimisme, kerja keras, saling menghormati serta nilai-nilai Islami.
"Kalau kita lihat di media sosial, twitter, instagram, komentar-komentar di media online, saling menghujat, merendahkan orang lain, saling mengolok. Apakah itu nilai Islami Indonesia," kata Jokowi saat menghadiri acara resepsi syukuran peringatan 90 tahun Pondok Modern Gontor di Ponorogo, Jawa Timur, Senin.
Presiden meminta nilai-nilai itulah yang harus menjadi perhatian khusus semua pihak, utamanya dari kyai dari pondok-pondok pesantren di seluruh Indonesia.
Jokowi mengungkapkan sikap saling menjelekkan, mencela, merendahkan, menghina, mengolok tidak terlihat pada 40-50 tahun lalu.
"Bapak ibu silahkan melihat medsos kita, begitu nilai-nilai yang saya sampaikan tadi kelihatanya sudah mulai hilang. Dan kita belum kita bicara nilai-nilai kerja keras, optismisme, perjuangan," katanya.
Presiden mengungkapkan rasa kesedihannya terhadap perilaku anak bangsa yang sering tercermin dalam media sosial dan komentar berita online.
"Baca komentar-komentar sedih kalau kita buka, saling hujat disitu, saling memaki. Saya yakin bukan nilai-nilai kita, ada nilai-nilai yang tidak sadar masuk menginfiltrasi kita dan itulah yang akan hilangkan karakter kita, identitas dan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia," kata Presiden.
Untuk itu, kata Presiden, dirinya telah memerintahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy agar prosentaase pendidikan SMP dan SD diberikan lebih tinggi utuk pendidikan etika, budi perketi, sopan santun.
"Kemarin sudah disampaikan 'fullday school' dan akan dicoba di beberapa provinsi untuk menambakan hal-hal nilai. Tanpa itu identitas kita akan hilang," jelasnya.
Dalam kunjungannya ke Pondok Modern ini, Presiden juga meresmikan Gedung Utama Universitas Darussalam dan meletakkan batu pertama pembangunan menara Masjid Pondok Gontor. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kalau kita lihat di media sosial, twitter, instagram, komentar-komentar di media online, saling menghujat, merendahkan orang lain, saling mengolok. Apakah itu nilai Islami Indonesia," kata Jokowi saat menghadiri acara resepsi syukuran peringatan 90 tahun Pondok Modern Gontor di Ponorogo, Jawa Timur, Senin.
Presiden meminta nilai-nilai itulah yang harus menjadi perhatian khusus semua pihak, utamanya dari kyai dari pondok-pondok pesantren di seluruh Indonesia.
Jokowi mengungkapkan sikap saling menjelekkan, mencela, merendahkan, menghina, mengolok tidak terlihat pada 40-50 tahun lalu.
"Bapak ibu silahkan melihat medsos kita, begitu nilai-nilai yang saya sampaikan tadi kelihatanya sudah mulai hilang. Dan kita belum kita bicara nilai-nilai kerja keras, optismisme, perjuangan," katanya.
Presiden mengungkapkan rasa kesedihannya terhadap perilaku anak bangsa yang sering tercermin dalam media sosial dan komentar berita online.
"Baca komentar-komentar sedih kalau kita buka, saling hujat disitu, saling memaki. Saya yakin bukan nilai-nilai kita, ada nilai-nilai yang tidak sadar masuk menginfiltrasi kita dan itulah yang akan hilangkan karakter kita, identitas dan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia," kata Presiden.
Untuk itu, kata Presiden, dirinya telah memerintahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy agar prosentaase pendidikan SMP dan SD diberikan lebih tinggi utuk pendidikan etika, budi perketi, sopan santun.
"Kemarin sudah disampaikan 'fullday school' dan akan dicoba di beberapa provinsi untuk menambakan hal-hal nilai. Tanpa itu identitas kita akan hilang," jelasnya.
Dalam kunjungannya ke Pondok Modern ini, Presiden juga meresmikan Gedung Utama Universitas Darussalam dan meletakkan batu pertama pembangunan menara Masjid Pondok Gontor. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016