Denpasar (Antara Bali) - Pasaran Jepang menyerap paling banyak yakni 46,17 persen ekspor barang kerajinan berbahan kulit dari Provinsi Bali yang totalnya bernilai 790.061 dolar AS selama bulan Juli 2016.

"Jepang tercatat paling banyak menyerap hasil kerajinan industri rumah tangga berbahan baku kulit, menyusul Amerika Serikat menampung 15,96 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan, kerajinan kulit hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali juga diserap pasaran Singapura 8,19 persen, Hongkong 6,85 persen, Australia 2,02 persen, Jerman 0,82 persen, Perancis 5,08 persen dan Belanda 2,55 persen.

Sedangkan sisanya 12,36 persen diserap oleh berbagai negara lainnya di belahan dunia, karena hasil kerajinan kulit antara lain berupa sepatu, sandal, aneka jenis tas, ikat pinggang dan jaket sangat diminati konsumen.

Adi Nugroho menambahkan, kerajinan berbahan baku kulit merupakan salah satu dari 17 jenis usaha hasil kerajinan skala rumah tangga yang diproduksi dengan rancang bangun (desain) yang unik dan menarik untuk pria dan wanita.

Perajin Bali sangat kreatif memproduksi aneka jenis cenderamata bernilai seni dan unik dengan harga yang terjangkau dan bersaing di pasaran luar negeri. Produk ekspor itu juga sangat diminati oleh sebagian besar pelancong dalam dan luar negeri yang berliburan ke Bali.

Adi Nugroho menambahkan, perolehan ekspor kerajinan kulit sebesar 790.061 dolar AS selama bulan Juli 2016, menurun 16,32 persen dibanding bulan sebelumnya (Juni 2016) yang tercatat 944.158 dolar AS.

Demikian pula dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya juga merosot 33,15 persen, karena pada bulan Juli 2015 itu mengantongi 1.181.874 dolar AS.

Sementara Novi Setiani, salah seorang pemilik perusahaan sepatu kulit di Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali utara menjelaskan, pihaknya memproduksi sepatu dengan menekankan mutu yang selama ini sangat diminati masyarakat setempat dan menembus pasaran luar negeri.

Sepatu dibuat dari bahan kulit sapi dan kulit biawak dengan berbagai rancang bangun (desain) yang mampu menarik perhatian, khususnya anak-anak muda.

Sepasang sepatu itu dijual mulai dari Rp300.000 hingga mencapai jutaan rupiah tergantung bahan baku kulit dan desainnya, ujar Novi Setiani yang menampung belasan tenaga kerja. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016