Denpasar (Antara Bali) - Bentara Budaya Bali, lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar menggelar pementasan Teater Kami, kelompok teater asal Jakarta, dengan menyuguhkan lakon terkini "Jodar".

"Pementasan yang akan berlangsung Sabtu (10/9) petang mengusung tema di seputar problematik sehari-hari yang dialami oleh masyarakat umumnya, di mana nilai-nilai keagungan keluarga kian tertepis pupus," kata penata acara tersebut Putu Aryastawa di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan hal itu diperparah dengan kondisi anak-anak yang tidak lagi patuh dan bakti kepada orang tua, berlaku kasar, dan kurang ajar.

Bahkan, katanya, belakangan bertindak durhaka dengan menolak merawat orang tua mereka sendiri yang kian renta dan uzur.

Menurut Harris Priadie Bah yang juga anggota Teater Kami, pertunjukan tersebut mencoba mengajak siapa pun yang pernah menjadi anak dari ibu yang telah melahirkan, merawat, dan membesarkannya, untuk kembali mengasihi, menghormati dan memberikan waktu, serta perhatian terhadap ibunya.

Hal itu, katanya, tercermin melalui sepenggal kalimat "Duka Ibu Adalah Duka Semesta" yang tertera bersama tajuk lakon tersebut.

Melalui pemanggungan "Jodar" yang sempat ditampilkan di Bentara Budaya Jakarta pada Juni 2016, Teater Kami mengedepankan satu ragam pertunjukkan yang menekankan kedalaman penampilan para aktornya, tata panggung yang sederhana, serta bertumpu pada kekuatan naskah.

Hal itu, merupakan sebentuk upaya menimbang kembali dan mengkritisi pertunjukan teater modern yang kini cenderung hadir dengan panggung dan tata visual yang mewah gemerlap, serta berjarak dengan keseharian masyarakat.

Para Jodaris kali ini, di antaranya Ribkan Maulina Salibia, Umi Endut, Rezqy Babeh.

Sebagai penata lampu Eggy Iskandar, penata suara Salto Karakterika Bah, penggarap panggung Salvo Genesis Salibia, dan pembimbing panggung Ragil Biru, serta pewujud Harris Priadie Bah.

Teater Kami yang berdiri pada Juli 1989, merupakan kelompok yang mempunyai wilayah kreativitas bebas tanpa batas. Teater itu terbuka dan tidak berpatok pada suatu tema dan tidak terikat pada suatu bentuk, eksperimental dan realis. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016