Denpasar (Antara Bali) - Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Forum Bela Negara (FBN) Provinsi Bali oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia di Denpasar, Senin.
Ketua DPW FBN Provinsi Bali Agus Nahak mengatakan generasi muda Indonesia saat ini berada dalam situasi nyaman. Kemajuan teknologi dan informasi membuat generasi muda dalam zona nyaman. Namun sebenarnya situasi ini sangat berbahaya terhadap praktek-praktek dan gaya hidup yang tidak mencerminkan nasionalisme bangsa, dan tergerusnya nilai-nilai kebangsaan.
"Saat ini kami tidak menjamin seorang pelajar SMP, SMA, bahkan mahasiswa masih bisa menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya atau tidak. Masih bisa menghafal Pancasila atau tidak. Menyanyi lagu Indonesia Raya dan mengucapkan Pancasila saja tidak hafal, apalagi mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Ia menjelaskan, ada beberapa fenomena di Indonesia yang menjadi fokus perhatian FBN, baik di Bali maupun di Indonesia umumnya. Pertama, soal narkoba. karena narkoba itu nomor satu merusak generasi bangsa.
FBN menilai ada upaya secara sistematis untuk merusak generasi muda dengan cara menyebarkan Narkoba di Indonesia.
"Cepat atau lambat generasi ini akan hancur. Kalau generasi bangsa hancur, maka untuk berperang dengan Indonesia orang tidak butuh senjata lagi. Cukup disenggol saja, orang akan jatuh dengan sendirinya," ujarnya.
Agus mengatakan FBN Bali akan mengandeng aktivis, sekolah, kampus, ormas untuk secara gencar mensosialisasi gerakan anti-narkoba. Generasi bangsa harus segera diselamatkan. Untuk di Bali, FBN sudah bekerja sama dengan BNNP Bali melakukan sosialisasi ke seluruh sekolah di Bali tentang perang melawan Narkoba.
Kedua, soal terorisme dan intoleransi. FBN Bali juga sudah bergerak melakukan sosialisasi tentang bahaya terorisme dan sikap intoleransi di kalangan generasi muda. Sikap fanatisme sempit yang menganggap agama sendiri lebih benar dan sekaligus menyalahkan yang lain juga akan menjadi fokus perhatian FBN.
Agus lebih lanjut mengatakan secara nasional FBN juga sudah mengggandeng Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk turun ke sekolah, desa, kelurahan melakukan sosialisasi gerakan deradikalisasi di masyarakat. Terorisme itu bukanlah paham yang cocok di Indonesia yang berideologi Pancasila.
Ketiga, soal korupsi. Indonesia sebagai negara kaya dan besar sebenarnya mampu berdikasi secara ekonomi. Namun korupsi di Indonesia rupanya masing menggurita. Korupsi sudah berurat akar, membudaya. FBN akan ikut mensosialisasikan gerakan antikorupsi terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa.
"Generasi muda Indonesia harus dibentuk sejak dini. Kita harus yakini suatu saat Indonesia harus bebas dari korupsi," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Ketua DPW FBN Provinsi Bali Agus Nahak mengatakan generasi muda Indonesia saat ini berada dalam situasi nyaman. Kemajuan teknologi dan informasi membuat generasi muda dalam zona nyaman. Namun sebenarnya situasi ini sangat berbahaya terhadap praktek-praktek dan gaya hidup yang tidak mencerminkan nasionalisme bangsa, dan tergerusnya nilai-nilai kebangsaan.
"Saat ini kami tidak menjamin seorang pelajar SMP, SMA, bahkan mahasiswa masih bisa menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya atau tidak. Masih bisa menghafal Pancasila atau tidak. Menyanyi lagu Indonesia Raya dan mengucapkan Pancasila saja tidak hafal, apalagi mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Ia menjelaskan, ada beberapa fenomena di Indonesia yang menjadi fokus perhatian FBN, baik di Bali maupun di Indonesia umumnya. Pertama, soal narkoba. karena narkoba itu nomor satu merusak generasi bangsa.
FBN menilai ada upaya secara sistematis untuk merusak generasi muda dengan cara menyebarkan Narkoba di Indonesia.
"Cepat atau lambat generasi ini akan hancur. Kalau generasi bangsa hancur, maka untuk berperang dengan Indonesia orang tidak butuh senjata lagi. Cukup disenggol saja, orang akan jatuh dengan sendirinya," ujarnya.
Agus mengatakan FBN Bali akan mengandeng aktivis, sekolah, kampus, ormas untuk secara gencar mensosialisasi gerakan anti-narkoba. Generasi bangsa harus segera diselamatkan. Untuk di Bali, FBN sudah bekerja sama dengan BNNP Bali melakukan sosialisasi ke seluruh sekolah di Bali tentang perang melawan Narkoba.
Kedua, soal terorisme dan intoleransi. FBN Bali juga sudah bergerak melakukan sosialisasi tentang bahaya terorisme dan sikap intoleransi di kalangan generasi muda. Sikap fanatisme sempit yang menganggap agama sendiri lebih benar dan sekaligus menyalahkan yang lain juga akan menjadi fokus perhatian FBN.
Agus lebih lanjut mengatakan secara nasional FBN juga sudah mengggandeng Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk turun ke sekolah, desa, kelurahan melakukan sosialisasi gerakan deradikalisasi di masyarakat. Terorisme itu bukanlah paham yang cocok di Indonesia yang berideologi Pancasila.
Ketiga, soal korupsi. Indonesia sebagai negara kaya dan besar sebenarnya mampu berdikasi secara ekonomi. Namun korupsi di Indonesia rupanya masing menggurita. Korupsi sudah berurat akar, membudaya. FBN akan ikut mensosialisasikan gerakan antikorupsi terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa.
"Generasi muda Indonesia harus dibentuk sejak dini. Kita harus yakini suatu saat Indonesia harus bebas dari korupsi," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016