Denpasar (Antara Bali) - Kementerian Pariwisata menilai pariwisata dapat menjadi wahana revitalisasi atau membangkitkan kembali budaya lokal yang dilakukan dengan menyinergikan kedua sektor tersebut.

"Kesimpulannya adalah jangan skeptis pariwisata budaya dengan mendikotomikan pariwisata dan budaya. Justru kita harus mensinergikan kedua sektor yang dianggap bertentangan itu," kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Mancanegara Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana saat menjadi pembicara dalam Konferensi Internasional Mempromosikan Budaya dan Pariwisata Warisan Budaya yang digelar Universitas Udayana di Denpasar, Kamis.

Dia menjelaskan bahwa adanya konferensi internasional tersebut doharapkan membedah adanya anggapan dari berbagai kalangan yang menyebutkan bahwa pariwisata malah merusak budaya lokal.

"Kami lihat bahwa (pariwisata merusak budaya) tidak selamanya benar karena pariwisata itu wahana yang bisa merevitalisasi budaya," imbuhnya.

Ia menyontohkan kuliner khas Bali seperti sambal bawang "matah" (mentah) yang menjadi salah satu makanan favorit wisatawan.

Begitu juga dengan hasil karya seni seperti lukis dan tari yang semakin hidup beriringan sejalan dengan perkembangan pariwisata di Bali.

Pitana lebih lanjut menjelaskan bahwa dari kajian tahun 2014 yang dilakukan Kementerian Pariwisata menyebutkan bahwa 60 persen wisatawan berkunjung karena budaya.

"Sisanya sekitar 35 persen wisatawan datang karena alam dan lima persen itu atraksi wisata buatan," katanya.

Selain kuliner dan kesenian, kehidupan keseharian di Bali termasuk ritual di segala lini kehidupan masyarakat Pulau Dewata juga menjadi budaya tak benda yang menjadi daya tarik yang tidak ditemukan di negara lain.

Meski demikian, lanjut dia, pemerintah daerah diharapkan membuat startegi ketahanan budaya yakni dengan menerapkan kapasitas minimum kunjungan ke daya tarik budaya.

Ia menegaskan bahwa strategi tersebut tidak bertentangan dengan target pemerintah yakni 20 juta wisatawan mancanegara hingga 2019 karena yang menjadi perhatian adalah manajemen dan distribusi gerak wisatawan. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016