Jakarta (Antara Bali) - Pakar politik dari Universitas Jayabaya,Jakarta
Igor Dirgantara menilai sosok Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dapat
menjadi perekat dalam koalisi tujuh partai politik di Pilkada DKI
Jakarta 2017.
"Dalam koalisi itu, figur dari PDIP yang diusung menjadi calon gubernur harus menjadi perekat bagi tujuh partai. Figur itu hanya ada pada Tri Rismaharini. Saya meyakini baik Gerindra, PKS, PPP, PKB, PAN dan Demokrat tidak akan menolak," ujar Igor di Jakarta, Selasa.
Sebelumnya, tujuh pengurus dewan pimpinan wilayah atau daerah partai politik, dalam sebuah pertemuan di Jakarta, Senin (8/8) sepakat membentuk Koalisi Kekeluargaan untuk mengusung pasangan calon dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI 2017.
Selain mengumumkan koalisi, tujuh ketua DPW/DPD partai yakni PDIP, PKB, PAN, PKS, PPP, Gerindra, dan Demokrat, juga menyepakati kriteria calon pemimpin DKI yang akan bersama-sama diusung.
Igor mengatakan meskipun berupa koalisi "gemuk", tujuh partai ini tidak akan kesulitan menentukan siapa calon yang akan diusung maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Menurut dia, pencalonan dapat diukur dari rasionalitas perolehan kursi masing-masing partai di DPRD.
"Menurut saya, PDIP layak untuk mendapat posisi DKI 1 karena punya 28 kursi, dan Gerindra dengan calonnya Sandiaga Uno di posisi DKI 2, karena Gerindra punya 15 kursi. Tinggal bagaimana PDIP mendorong ibu Risma maju untuk menjadi perekat bagi partai lainnya," jelas Igor.
Dia menekankan, koalisi PDIP-Gerindra bak cinta lama bersemi kembali. Koalisi dua partai ini sempat gemilang pada tahun 2012.
"Koalisi kedua partai akan semakin kokoh dengan dukungan lima partai politik lainnya. Wujud koalisi gemuk inilah yang paling potensial menciptakan head to head yang bisa berujung kepada kekalahan petahana," jelas Igor. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Dalam koalisi itu, figur dari PDIP yang diusung menjadi calon gubernur harus menjadi perekat bagi tujuh partai. Figur itu hanya ada pada Tri Rismaharini. Saya meyakini baik Gerindra, PKS, PPP, PKB, PAN dan Demokrat tidak akan menolak," ujar Igor di Jakarta, Selasa.
Sebelumnya, tujuh pengurus dewan pimpinan wilayah atau daerah partai politik, dalam sebuah pertemuan di Jakarta, Senin (8/8) sepakat membentuk Koalisi Kekeluargaan untuk mengusung pasangan calon dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI 2017.
Selain mengumumkan koalisi, tujuh ketua DPW/DPD partai yakni PDIP, PKB, PAN, PKS, PPP, Gerindra, dan Demokrat, juga menyepakati kriteria calon pemimpin DKI yang akan bersama-sama diusung.
Igor mengatakan meskipun berupa koalisi "gemuk", tujuh partai ini tidak akan kesulitan menentukan siapa calon yang akan diusung maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Menurut dia, pencalonan dapat diukur dari rasionalitas perolehan kursi masing-masing partai di DPRD.
"Menurut saya, PDIP layak untuk mendapat posisi DKI 1 karena punya 28 kursi, dan Gerindra dengan calonnya Sandiaga Uno di posisi DKI 2, karena Gerindra punya 15 kursi. Tinggal bagaimana PDIP mendorong ibu Risma maju untuk menjadi perekat bagi partai lainnya," jelas Igor.
Dia menekankan, koalisi PDIP-Gerindra bak cinta lama bersemi kembali. Koalisi dua partai ini sempat gemilang pada tahun 2012.
"Koalisi kedua partai akan semakin kokoh dengan dukungan lima partai politik lainnya. Wujud koalisi gemuk inilah yang paling potensial menciptakan head to head yang bisa berujung kepada kekalahan petahana," jelas Igor. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016