Denpasar (Antara Bali) - Setelah sebelumnya STIKOM Bali mengangkat mantan Konsul Jendral Jepang sebagai visiting professor di STIKOM Bali, kali ini STIKOM Bali kembali mendapat dukungan penuh dari Konjen Jepang dalam rangka pembentukan pusat studi Jepang STIKOM Bali. Sebagai langkah awal, dalam waktu dekat STIKOM Bali akan melaksanakan kegiatan Kick Off Seminar dengan mendatangkan langsung pembicara dari Jepang.
 
Konsul Jenderal Jepang di Bali Hiroshi Chiba menyatakan kesiapannya membuka Kick Off Seminar Green Technology for the Better Living  yang digelar oleh STIKOM Bali sekaligus meresmikan hadirnya Pusat Studi Jepang di STIKOM Bali. Hal itu terungkap dalam audiensi Ketua STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan dengan Hiroshi Chiba di kantornya,  Konsulat Jenderal Jepang Jl. Raya Puputan No, 170 Renon Denpasar, Selasa (02/08/2016).
 
"Pada prinsipnya saya menyambut baik seminar  dan kehadiran pusat studi Jepang di STIKOM Bali, agar meningkatkan pemahaman wahasiswa atau siapa saja tentang Jepang," kata Hiroshi Chiba, yang saat itu didampingi wakilnya  Koichi Ohashi.

Pengganti Nobura Nomura ini mengatakan, meski baru beberapa bulan bertugas di Bali namun bersama wakilnya, Koichi Ohashi, keduanya adalah wajah lama di Kedutaan Besar Jepang di Jakarta. "Karena itu saya ingin meingkatkan hubungan dengan perguruan tinggi di Bali," kata Chiba yang juga fasih berbahasa Indonesia ini.
Sebelumnya Dadang Hermawan menjelaskan, dinamakan  kick off  seminar karena merupakan langkah awal  sebagai tindak lanjut MoU antra STIKOM Bali dengan Bunkyo University Tokyo serta Fujitsu Co.Ltd Tokyo.
 
"Seminar sehari ini akan diadakan pada  Rabu (31/08/2016)," kata Dadang Hermawan.
Salah satu materi yang dibahas dalam seminar ini akan dibawakan oleh   Prof. Okano dari Bunkyo University Tokyo, yakni  A Tentative Title of My Paper is "Consumers' Reaction to Green Marketing: an Eye Tracking Analysis of an Environmentally Conscious Commercial atau Reaksi Konsumen terhadap Green Marketing: Analisis "Eye Tracking" terhadap Komersialisasi Kesadaran Lingkungan. Sedangkan pihak Fujitsu memaparkan meteri tentang aplikasi sistem informasi lalulintas di Jepang guna dikolaborasikan dengan aplikasi Area Traffic Control System (ATCS) yang dikembangkan STIKOM Bali terhadap lalulintas di kota Denpasar.

Mengenai Pusat Studi Jepang, Dadang Hermawan menjelaskan bahwa ke depan STIKOM Bali bisa menjadi rujukun bagi siapa saja ingin mengetahui seluk beluk tentang Jepang. (*)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016