Denpasar, (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyayangkan banyaknya tenaga kontrak penyuluh Bahasa Bali yang mengundurkan diri setelah dinyatakan lulus seleksi.

"Dulu demo minta diadakan penyuluh. Sudah mau dipenuhi, tetapi tidak mau ditempatkan di tempat lain. Di mana militansinya? Saya kesel juga sebenarnya," kata Pastika dalam "Simakrama" (temu wicara) dengan masyarakat, di Denpasar, Sabtu.

Mantan Kapolda Bali itu berpandangan mundurnya para penyuluh tersebut menandakan bahwa anak-anak muda masih mempunyai sikap yang lembek, manja dan tidak mempunyai "fighting spirit" atau spirit berjuang karena dari kecil biasa dimanja. "Dulu bolak-balik demo, ternyata setelah direkrut nggak mau," ucapnya.

Menurut dia, kesalahan bukan pada proses seleksi, yang salah itu karena para penyuluh tidak mau ditempatkan di daerah lain.

"Apalagi kalau ditugaskan di Sulawesi, di Lampung yang di sana banyak orang Balinya. Ternyata jagonya cuman di tempat sendiri. Mereka pikir ditugaskan ke Buleleng saja merantau. Masak di Buleleng saja takut," ucap Pastika, mempertanyakan.

Pastika melihat anak-anak muda Bali maunya enak ditugaskan di kampung sendiri. Padahal, para penyuluh itu sangat dibutuhkan di tempat lain yang lebih memerlukan pembinaan.

Sebelumnya Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha mengatakan sebanyak 65 penyuluh Bahasa Bali yang telah ditetapkan sebagai tenaga kontrak melalui surat keputusan gubernur, mengundurkan diri ketika harus menandatangani kontrak kerja.

Dewa Beratha berpandangan penyebab mundurnya tenaga kontrak tersebut kemungkinan karena ada yang sudah terikat kontak kerja dengan instansi lain, ataupun dengan alasan tidak berani keluar "kandang".

Dari 716 penyuluh bahasa Bali yang akan ditempatkan pada 716 desa di Pulau Dewata mulai 1 Juli 2016 itu, sebanyak 65 orang tidak menandatangani kontrak.

Menurut dia, lima kabupaten di Bali (Kabupaten Bangli, Klungkung, Tabanan, Buleleng, dan Jembrana) kekurangan jumlah penyuluh bahasa Bali yang lulus seleksi dibandingkan jumlah keseluruhan desa.

Sehingga harus dipenuhi dari empat kabupaten/kota lainnya yaitu dari Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, dan Karangasem yang jumlah pelamarnya berlebih. (IMB)

Pewarta:

Editor : I Made Andi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016