Buleleng (Antara Bali) - Kalangan pengrajin Desa Tigawasa, Kabupaten Buleleng, Bali memproduksi berbagai jenis kerajinan anyaman bambu khas daerah itu yang diminati konsumen berbagai daerah di Pulau Dewata.
"Anyaman kami banyak dimanfaatkan untuk perlengkapan sarana ritual Agama Hindu," kata Gede Widarma, salah seorang pengrajin anyaman Tigawasa, Minggu.
Ia menjelaskan, kalangan pengrajin di daerah itu biasa membuat "keben" (tempat banten), penarak (tempat beras), tempat tisu dari bambu, keranjang bambu dan beberapa jenis lain untuk berbagai jenis kebutuhan.
"Kami memproduksi kerajinan anyaman bambu hampir mencapai 25 jenis yang berbeda, tetapi yang paling banyak adalah anyaman keben untuk tempat banten," kata dia.
Dikatakan pula, produknya didominasi oleh anyaman keben karena kerajinan jenis ini sangat diminati oleh kalangan masyarakat Bali yang beragama Hindu.
"Keben dipakai sebagai tempat meletakkan berbagai jenis sesajen, sangat digemari karena bentuknya praktis dan mudah dibawa ke mana-mana," imbuhnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, pihaknya memberikan harga antara Rp15.000-Rp350.000 tergantung jenis dan ukuran dari anyaman itu sendiri. Semakin rumit semakin mahal harganya.
"Anyaman jenis `leper` (kotak kecil) merupakan jenis anyaman yang paling murah, sementara furnitur vila seperti keranjang bambu merupakan jenis yang paling mahal," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Anyaman kami banyak dimanfaatkan untuk perlengkapan sarana ritual Agama Hindu," kata Gede Widarma, salah seorang pengrajin anyaman Tigawasa, Minggu.
Ia menjelaskan, kalangan pengrajin di daerah itu biasa membuat "keben" (tempat banten), penarak (tempat beras), tempat tisu dari bambu, keranjang bambu dan beberapa jenis lain untuk berbagai jenis kebutuhan.
"Kami memproduksi kerajinan anyaman bambu hampir mencapai 25 jenis yang berbeda, tetapi yang paling banyak adalah anyaman keben untuk tempat banten," kata dia.
Dikatakan pula, produknya didominasi oleh anyaman keben karena kerajinan jenis ini sangat diminati oleh kalangan masyarakat Bali yang beragama Hindu.
"Keben dipakai sebagai tempat meletakkan berbagai jenis sesajen, sangat digemari karena bentuknya praktis dan mudah dibawa ke mana-mana," imbuhnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, pihaknya memberikan harga antara Rp15.000-Rp350.000 tergantung jenis dan ukuran dari anyaman itu sendiri. Semakin rumit semakin mahal harganya.
"Anyaman jenis `leper` (kotak kecil) merupakan jenis anyaman yang paling murah, sementara furnitur vila seperti keranjang bambu merupakan jenis yang paling mahal," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016