Kuta (Antara Bali) - Pengelola Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali masih menerapkan siaga keamanan pada level "kuning" atau waspada dengan memperketat pengamanan sebagai antisipasi terorisme.
"Kami perketat pemeriksaan kepada kendaraan dan personel," kata General Manajer PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Trikora Harjo usai menggelar halalbihalal Lebaran di bandara setempat di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Rabu.
Menurut dia, siaga tersebut sesuai dengan instruksi Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pascaserangan bom di Bandara Brussel, Belgia, beberapa waktu lalu.
Untuk itu, ia meminta permakluman kepada calon penumpang atau pengguna jasa bandara yang mungkin merasa tidak nyaman dengan pengetatan pemeriksaan sebagai bentuk kewaspadaan terhadap terorisme.
Pengetatan keamana kata dia, juga diterapkan selama masa arus mudik dan balik Lebaran yang berlangsung sejak 24 Juni hingga 17 Juli 2016.
Pihaknya bahkan mengerahkan 1.488 personel gabungan dari TNI AL, AU, dan AD serta jajaran Polda Bali, Basarnas, petugas keamanan bandara setempat dan Otoritas Bandara dengan melibatkan Gegana dan "X-Ray" yang memindai setiap kendaraan yang masuk ke bandara.
Sementara itu selama arus mudik dan balik hingga saat ini lanjut Trikora berjalan lancar tanpa ada permasalahan signifikan hanya ada beberapa keterlambatan penerbangan, namun bisa diatasi.
Hingga saat ini pergerakan penumpang di bandara setempat sudah berangsur seperti aktivitas normal biasanya meskipun masih ada lonjakan arus balik ke sejumlah kota di Tanah Air.
"Sudah mulai penurunan kegiatan normal seperti hari biasanya walaupun masih ada lebih krodit dari biasanya ini mungkin sisa-sisa orang yang akan kembali ke Jakarta," imbuhnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kami perketat pemeriksaan kepada kendaraan dan personel," kata General Manajer PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Trikora Harjo usai menggelar halalbihalal Lebaran di bandara setempat di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Rabu.
Menurut dia, siaga tersebut sesuai dengan instruksi Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pascaserangan bom di Bandara Brussel, Belgia, beberapa waktu lalu.
Untuk itu, ia meminta permakluman kepada calon penumpang atau pengguna jasa bandara yang mungkin merasa tidak nyaman dengan pengetatan pemeriksaan sebagai bentuk kewaspadaan terhadap terorisme.
Pengetatan keamana kata dia, juga diterapkan selama masa arus mudik dan balik Lebaran yang berlangsung sejak 24 Juni hingga 17 Juli 2016.
Pihaknya bahkan mengerahkan 1.488 personel gabungan dari TNI AL, AU, dan AD serta jajaran Polda Bali, Basarnas, petugas keamanan bandara setempat dan Otoritas Bandara dengan melibatkan Gegana dan "X-Ray" yang memindai setiap kendaraan yang masuk ke bandara.
Sementara itu selama arus mudik dan balik hingga saat ini lanjut Trikora berjalan lancar tanpa ada permasalahan signifikan hanya ada beberapa keterlambatan penerbangan, namun bisa diatasi.
Hingga saat ini pergerakan penumpang di bandara setempat sudah berangsur seperti aktivitas normal biasanya meskipun masih ada lonjakan arus balik ke sejumlah kota di Tanah Air.
"Sudah mulai penurunan kegiatan normal seperti hari biasanya walaupun masih ada lebih krodit dari biasanya ini mungkin sisa-sisa orang yang akan kembali ke Jakarta," imbuhnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016