Amlapura (Antara Bali) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali memanen perdana cabai merah organik di ladang perkebunan seluas satu hektare yang dikelola Kelompok Merta Buana binaan bank sentral tersebut.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati di Desa Ababi, Kabupaten Karangasem, Senin, mengharapkan panen perdana itu menandai kembalinya kejayaan daerah setempat sebagai penghasil cabai di Pulau Dewata.
"Tahun 2013 Kabupaten Karangasem pernah menjadi kabupaten penghasil cabai tertinggi di Provinsi Bali yaitu sebesar 35,9 persen atau 12.885 ton dari total produksi Pulau Dewata sebesar 35.856 ton," katanya.
Dalam panen tersebut dihasilkan cabai sekitar lima ton per hektare, hasil yang dinilai menggembirakan petani mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini.
Ladang perkebunan yang dikelola kelompak tani itu sebelumnya kurang menghasilkan hasil bumi yang optimal karena sebelumnya ditanami tanaman tahunan.
Dengan pendampingan tim yang disiapkan bank sentral itu, pada lahan tersebut diterapkan sistem organik dengan memanfaatkan "microbacter alfafa" atau MA-11.
Selain itu, kelompok juga telah mampu membuat pupuk superbokhasi, biofarm, pestisida nabati dan fungisida nabati secara mandiri dengan memanfaatkan tumbuhan lokal sehingga dapat menghemat biaya pemeliharaan.
Kelompok juga telah mampu melakukan analisa pertumbuhan tanaman dan pengamatan hama atau penyakit untuk mengantisipasi serangan hama dan penyakit dan mengambil langkah penanggulangannya.
Pengembangan komoditas cabai merah dan cabai rawit di Kabupaten Karangasem ini diharapkan mampu menyokong pasokan cabai merah di Provinsi Bali yang selama ini terpusat di Kabupaten Bangli dan cabai rawit yang selama ini terpusat di Kabupaten Klungkung.
"Kami optimis dengan upaya dan sinergi Pemerintah Provinsi Bali, TNI, Polri, Bank Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Karangasem melalui pengembangan demplot cabai merah perlakuan organik mampu mendorong dan mengakselerasi peningkatan produksi pertanian sehingga akhirnya akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan petani," ucap Dewi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati di Desa Ababi, Kabupaten Karangasem, Senin, mengharapkan panen perdana itu menandai kembalinya kejayaan daerah setempat sebagai penghasil cabai di Pulau Dewata.
"Tahun 2013 Kabupaten Karangasem pernah menjadi kabupaten penghasil cabai tertinggi di Provinsi Bali yaitu sebesar 35,9 persen atau 12.885 ton dari total produksi Pulau Dewata sebesar 35.856 ton," katanya.
Dalam panen tersebut dihasilkan cabai sekitar lima ton per hektare, hasil yang dinilai menggembirakan petani mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini.
Ladang perkebunan yang dikelola kelompak tani itu sebelumnya kurang menghasilkan hasil bumi yang optimal karena sebelumnya ditanami tanaman tahunan.
Dengan pendampingan tim yang disiapkan bank sentral itu, pada lahan tersebut diterapkan sistem organik dengan memanfaatkan "microbacter alfafa" atau MA-11.
Selain itu, kelompok juga telah mampu membuat pupuk superbokhasi, biofarm, pestisida nabati dan fungisida nabati secara mandiri dengan memanfaatkan tumbuhan lokal sehingga dapat menghemat biaya pemeliharaan.
Kelompok juga telah mampu melakukan analisa pertumbuhan tanaman dan pengamatan hama atau penyakit untuk mengantisipasi serangan hama dan penyakit dan mengambil langkah penanggulangannya.
Pengembangan komoditas cabai merah dan cabai rawit di Kabupaten Karangasem ini diharapkan mampu menyokong pasokan cabai merah di Provinsi Bali yang selama ini terpusat di Kabupaten Bangli dan cabai rawit yang selama ini terpusat di Kabupaten Klungkung.
"Kami optimis dengan upaya dan sinergi Pemerintah Provinsi Bali, TNI, Polri, Bank Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Karangasem melalui pengembangan demplot cabai merah perlakuan organik mampu mendorong dan mengakselerasi peningkatan produksi pertanian sehingga akhirnya akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan petani," ucap Dewi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016