Sosok pria yang sehari-hari menjual pisang goreng di kawasan Perumnas Monang-maning, Kota Denpasar itu jauh sebelumnya telah memberi tahu para langgananya bahwa tidak akan jualan selama sepuluh hari, karena mudik ke Jember, Jawa Timur.

Sugianto (40) bersama istri dan seorang putranya yang baru naik ke kelas dua Sekolah Dasar (SD) akan mudik ke kampung halaman dengan naik sepeda motor.

Demikian pula Suarsono seorang kontraktor yang biasa mudik bersama sanak saudaranya ke Banyuwangi, Jawa Timur. Ia setiap hari Raya Idul Fitri pulang ke kampung halaman dengan membawa dua jenis kendaraannya.

Satu kendaraan tertutup untuk angkutan keluarga, dan satunya lagi kendaraan terbuka untuk mengangkut tiga sepeda motor dan dua buah sepeda angin serta keperluan lainnya untuk keperluan selama liburan Idul Fitri di kampungnya.

Sugianto dan Suarsono merupakan salah satu dari ratusan bahkan ribuan pemudik dari Bali ke Jawa yang menggunakan sepeda motor maupun kendaraan umum.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dalam kunjungan kerja meninjau kesiapan Posko Monitoring Terpadu Lebaran di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, di Kuta, Kabupaten Badung menekankan semua pihak untuk mengantisipasi pemudik yang mengendarai sepeda motor, karena sebagian besar angka kecelakaan lalu lintas saat mudik Lebaran oleh kendaraan pribadi diantaranya sepeda motor.

Untuk itu, pemudik yang menggunakan sepeda motor bisa naik 50 persen. Total bisa 50 juta itu harus diantisipasi pemerintah daerah, Dinas Perhubungan termasuk dari Kementerian Perhubungan dan Polri.

Peranan besar Korps Lalu Lintas Polri untuk menertibkan perjalanan kendaraan pribadi saat mudik Lebaran terutama roda dua. Hal itu penting dilakukan karena tahun lalu 80 persen kematian itu melibatkan kendaraan roda dua.

Untuk itu, mudik dengan mengendarai sepeda motor hanya cocok untuk jarak dekat dan dilakukan di siang hari. Sebaliknya mudik jarak jauh mengendarai roda dua itu pilihan terakhir.

Nihil kecelakaan

Kepala Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi (Dishubinfokom) Provinsi Bali Ketut Artika bertekad untuk melaksanakan arahan dari Kementerian Perhubungan agar selama masa angkutan mudik Lebaran bisa meminimalisasi terjadinya kecelakaan.

Arahan Menhub agar "zero accident" atau nihil kecelakaan lalu lintas sehingga untuk menjabarkannya tentu harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan terkait di Pulau Dewata.

Oleh sebab itu, Dishubinfokom Bali seperti pelaksanaan Lebaran tahun-tahun sebelumnya membuat pos pemantauan dimulai dari H-14. Di samping itu, juga akan ada posko angkutan terpadu di sepanjang jalur mudik di terminal, di Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk dan Padangbai dan di Bandara Ngurah Rai.

Untuk posko terpadu akan melibatkan kepolisian, Dinas Kesehatan, Dishubinfokom dan beberapa pihak terkait. Untuk posko terpadu, tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya akan didirikan mulai H-7 Lebaran.

Di posko-posko tersebut, para pemudik juga dapat beristirahat dan mendapatkan pelayanan kesehatan. Demikian juga jika sampai terjadi kecelakaan, lewat posko terpadu bisa segera memberikan pelayanan pertama.

Untuk Lebaran kali ini, menurut Artika, jumlah pemudik tidak begitu menumpuk karena Idul Fitri tahun ini bertepatan dengan liburan panjang anak-anak sekolah sehingga akan mengurangi pemudik jauh-jauh hari sebelum Idul Fitri.

Biasanya kalau Idul Fitri tidak bertepatan dengan hari libur, penumpukan pemudik akan terjadi pada H-2, bahkan di Pelabuhan Gilimanuk penumpukan penumpang hingga beberapa kilometer.

Dengan demikian pemudik untuk Lebaran tahun ini akan lebih terurai, namun tetap mempersiapkan kemungkinan penambahan armada bus cadangan seperti tahun-tahun sebelumnya.

Tahun-tahun sebelumnya, bus cadangan yang digunakan menggunakan bus pariwisata, yang tentu sebelumnya harus diberikan izin khusus. Hal penting lainnya memantapkan koordinasi dengan jajaran Organda Bali terkait armada yang akan dipersiapkan.

Hindari antrean

Kapolres Jembrana Ajun Komisaris Besar Djoni Widodo juga melakukan antisipasi antrian panjang di Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali, yakni dengan mengarahkan para pemudik untuk mengisi manifes penumpang kapal sebelum memasuki kawasan pelabuhan.

Hal itu penting jika pengisian manifes penumpang dilakukan saat masuk pelabuhan mengkhawatirkan akan terjadi antrean panjang. Untuk itu jembatan darurat di Desa Dangin Tukadaya bisa dimanfaatkan untuk pengisian manifes penumpang kapal, karena biasanya saat melintas di situ pengguna jalan mengurangi kecepatan kendaraannya.

Para pemudik saat melintas di jembatan tersebut diminta berhenti sebentar untuk mengisi manifes penumpang sehingga saat sampai di Gilimanuk bisa langsung masuk pelabuhan.

Rencana tersebut telah mendapatkan dukungan dari Manajer PT ASDP Indonesia Ferry Gilimanuk Sugeng Purwono yang mengungkapkan, pihaknya akan mengerahkan relawan untuk pengisian manifes penumpang di jembatan Desa Dangin Tukadaya, Kecamatan Jembrana.

Kalau dari jembatan itu manifes sudah terisi, pemudik tidak akan menumpuk di pintu masuk pelabuhan. Semuanya akan lancar asal pemudik mengikuti antrean dengan tertib.

PT ASDP Indonesia Ferry Gilimanuk menyiapkan 52 kapal serta akan membuka loket tambahan khususnya untuk sepeda motor, yang setiap tahun mendoninasi jenis kendaraan pemudik.

Truk-truk besar dilarang untuk melintas, kecuali yang mengangkut kebutuhan bahanpokok. Hal tersebut sudah disosialisasikan kepada para sopir sejak dini.

Pola pengaturan lalu lintas masih seperti tahun-tahun sebelumnya yakni memasuki Kelurahan Gilimanuk akan dipasang pembatas jalan raya agar kendaraan tidak saling serobot, serta penggunaan jalan kampung sebagai jalur alternatif kendaraan pemudik. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016