Denpasar (Antara Bali) - Dinas Kesehatan Provinsi Bali mengajak masyarakat untuk "perang" melawan nyamuk, menyusul tingginya jumlah kasus demam berdarah dengue di Pulau Dewata.

"Memang kasus demam berdarah ada di seluruh provinsi di Indonesia, tetapi kasus di Bali masuk yang paling tinggi. Dalam lima bulan saja sudah tembus 10 ribu kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya di Denpasar, Rabu.

Menurut dia, jumlah kasus demam berdarah sepanjang lima bulan di 2016 itu sudah dua kali lipat dibandingkan jumlah kasus tahun sebelumnya. Di samping itu, tahun ini sudah ada 31 warga yang meninggal gara-gara DBD.

"Kasus DBD yang tertinggi di Kabupaten Gianyar, disusul kemudian Kabupaten Buleleng dan Badung," ucapnya.

Oleh karena itu, Suarjaya mengajak masyarakat untuk berperang melawan nyamuk dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan melakukan 3 M Plus (menguras bak mandi, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas yang berpotensi menimbulkan genangan air, dan mencegah gigitan nyamuk).

Selain itu, tambah dia, masyarakat harus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan rajin membersihkan lingkungan sekitar.

"Jika masyarakat sudah bersama-sama berperang melawan nyamuk, saya kira beberapa penyakit yang hewan perantaranya melalui nyamuk seperti DBD, chikungunya, dan malaria juga bisa diberantas," ujarnya.

Terkait dengan upaya PSN, lanjut Suarjaya, sebelumnya Gubernur Bali Made Mangku Pastika telah mengeluarkan surat edaran. Demikian juga tim dari provinsi dan kabupaten sampai ke sekolah-sekolah kesehatan sudah dilibatkan untuk PSN.

"Urusan DBD ini yang terpenting adalah pencegahan dari tingkat hulu yakni dari individu dan keluarga. Apapun upaya yang dilakukan pemerintah, tentu tidak cukup mempan kalau tidak ada partisipasi dari masyarakat," kata Suarjaya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016