Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta meminta rekanan untuk mempercepat pengerjaan gedung Rumah Sakit Mata Bali Mandara untuk mengantisipasi banyaknya tenaga kerja yang libur Idul Fitri.

"Jelang Idul Fitri, tentunya akan mengurangi volume pengerjaan karena terkendala banyaknya tenaga kerja yang libur, apalagi mayoritas tenaga kerja merupakan umat Muslim," kata Sudikerta saat meninjau pembangunan RS Mata Bali Mandara, di Denpasar, Kamis.

Alih tenaga kerja, dengan penambahan tenaga kerja lokal pun diharapkan menjadi pertimbangan rekanan sehingga pengerjaan tetap bisa berjalan saat hari raya.

Oleh karena itu, ucap Sudikerta diharapkan ada percepatan pengerjaan dan alih tenaga kerja dengan penambahan tenaga kerja lokal sehingga pengerjaan tetap bisa berjalan saat hari raya.

Di samping itu, dia juga menyoroti pembangunan fisik RS tersebut yang hingga 19 Juni 2016 ditargetkan 21 persen, dan hingga hari ini sudah terealisasi 18,47 persen.

"Berarti ada minus 2 persen lebih yang harus dikejar. Nanti hari Minggu saya akan cek lagi ke sini, jika terjadi keterlambatan harus ditambah tenaga kerja dan materialnya, biar bisa terpenuhi. Kalau terus-terusan begini nanti akan mempengaruhi kinerja rekanan sendiri," katanya.

Secara umum, Sudikerta menilai pembangunan fisik gedung RS Mata Bali Mandara sudah lumayan bagus. Sedikit perhatian ditujukan pada bagian finishing sudut-sudut bangunan agar sama rata dengan dinding, aspek jalan yang awalnya direncanakan berbahan aspal diganti dengan paving agar terlihat lebih indah.

Demikian juga penggunaan pintu kaca otomatis pada bagian UGD, serta tak luput aspek "niskala" atau spiritual pada pembangunan Merajan (tempat suci) diharapkan sesuai dengan estetika agar bisa memberikan vibrasi positif bagi lingkungan RS. Penekanan kualitas fisik bangunan pun diharapkan dapat dijaga oleh rekanan.

Tidak hanya imbauan kepada pihak rekanan, Wagub Sudikerta juga mengharapkan kerja yang maksimal dari konsultan pengawas. Setiap detail pembangunan diharapkan dapat diawasi dengan baik, agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Apabila terjadi pelanggaran-pelanggaran yang menyalahi spesifikasi, konsultan pengawas juga diharapkan bisa mengambil tindakan tegas.

"Kalau ada pelanggaran, konsultan pengawas harus tegas, tidak segan-segan untuk mengambil tindakan. Kalau terus-terusan melanggar nanti bisa dikeluarkan SP1, SP2 dan seterusnya hingga bisa dikenakan pinalti, tetapi saya tidak berharap itu terjadi," ujar Sudikerta.

Secara teknis, peninjauan tata letak, fungsi, dan peruntukan bangunan RS tersebut dijelaskan oleh Direktur RS Mata Bali Mandara Provinsi Bali dr Made Yuniti dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali Nyoman Astawa Riadi. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016