Bangli (Antara Bali) - Anggota DPRD Kabupaten Bangli meminta pemerintah daerah untuk melibatkan warga Kecamatan Kintamani dalam melestarikan sekaligus penanaman tumbuhan hutan di salah satu daerah tujuan wisata di Bali tersebut.
"Saat ini pemerintah sedang menggalakkan proyek penanaman hutan, tetapi masyarakat hanya bisa menjadi penonton, tanpa bisa ikut andil di dalamnya," kata Jro Tapakan Sudirman, salah seorang anggota DPRD Bangli, Minggu.
Untuk itu, pria dari Fraksi Partai Demokrat itu mengharapkan masyarakat Kintamani dapat dilibatkan dalam kegiatan pelestarian hutan.
Ia mengatakan, masyarakat yang tinggal di sekitar hutan amat mengetahui potensi daerah yang berkaitan dengan pelestarian hutan.
Mengingat itu, lanjut dia, bila nantinya warga dilibatkan dalam proyek tersebut, kecil kemungkinan pohon yang sudah ditanam menjadi mati di tempatnya.
"Jika warga sekitar dilibatkan, mereka juga akan tahu lokasi yang mana cocok untuk tanaman jenis pinus, cemara atau lainnya," ujar Sudirman.
Selain itu, dengan dilibatkannya warga dalam pelestarian hutan, kata dia, masyarakat Kintamani senantiasa tidak hanya menjadi objek "penderita".
Ke depan dia berharap masyarakat Kintamani dan beberapa dearah lain di Bangli, dilibatkan, sekaligus diberi peluang atas bisnis yang terkait proyek serupa.
"Setidaknya bibit tanaman hutan yang diproduksi masyarakat Kintamani dapat diserap untuk proyek tersebut," katanya.
Melalui langkah itu, secara tidak langsung proyek tersebut memberikan imbas positif bagi peningkatan produktivitas masyarakat setempat.
Selama ini, ia melihat bibit tanaman hutan yang dibuat oleh masyarakat cukup teruji, karena mereka telah belajar banyak dari pengalaman bersentuhan dengan hutan.
Sudirman yakin, jika penanaman hutan melibatkan warga setempat, proyek itu akan dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien.
Selain itu, dengan melibatkan warga akan memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat yang turut bertanggung jawab atas kondisi hutan di daerahnya.
"Bila masyarakat Bangli dan Kintamani hanya sebatas menjadi penonton proyek, tentu keuntungan bisnis akan dinikmati oleh pihak luar saja. Ini akan dapat mengundang kecemburuan masyarakat Kintamani," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
"Saat ini pemerintah sedang menggalakkan proyek penanaman hutan, tetapi masyarakat hanya bisa menjadi penonton, tanpa bisa ikut andil di dalamnya," kata Jro Tapakan Sudirman, salah seorang anggota DPRD Bangli, Minggu.
Untuk itu, pria dari Fraksi Partai Demokrat itu mengharapkan masyarakat Kintamani dapat dilibatkan dalam kegiatan pelestarian hutan.
Ia mengatakan, masyarakat yang tinggal di sekitar hutan amat mengetahui potensi daerah yang berkaitan dengan pelestarian hutan.
Mengingat itu, lanjut dia, bila nantinya warga dilibatkan dalam proyek tersebut, kecil kemungkinan pohon yang sudah ditanam menjadi mati di tempatnya.
"Jika warga sekitar dilibatkan, mereka juga akan tahu lokasi yang mana cocok untuk tanaman jenis pinus, cemara atau lainnya," ujar Sudirman.
Selain itu, dengan dilibatkannya warga dalam pelestarian hutan, kata dia, masyarakat Kintamani senantiasa tidak hanya menjadi objek "penderita".
Ke depan dia berharap masyarakat Kintamani dan beberapa dearah lain di Bangli, dilibatkan, sekaligus diberi peluang atas bisnis yang terkait proyek serupa.
"Setidaknya bibit tanaman hutan yang diproduksi masyarakat Kintamani dapat diserap untuk proyek tersebut," katanya.
Melalui langkah itu, secara tidak langsung proyek tersebut memberikan imbas positif bagi peningkatan produktivitas masyarakat setempat.
Selama ini, ia melihat bibit tanaman hutan yang dibuat oleh masyarakat cukup teruji, karena mereka telah belajar banyak dari pengalaman bersentuhan dengan hutan.
Sudirman yakin, jika penanaman hutan melibatkan warga setempat, proyek itu akan dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien.
Selain itu, dengan melibatkan warga akan memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat yang turut bertanggung jawab atas kondisi hutan di daerahnya.
"Bila masyarakat Bangli dan Kintamani hanya sebatas menjadi penonton proyek, tentu keuntungan bisnis akan dinikmati oleh pihak luar saja. Ini akan dapat mengundang kecemburuan masyarakat Kintamani," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010