Singaraja (Antara Bali) - Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng, Bali, menyebutkan Festival Pendidikan atau "Buleleng Education Expo" (BEE) di daerah itu menampilkan pementasan seni tradisional dan modern untuk menggugah kecintaan pelajar terhadap kesenian tersebut.
"Seluruh peserta tampak sangat antusias. Mereka semua menampilkan penampilan terbaik dan menghibur penonton. Acara yang dipusatkan di Gedung Kesenian Gde Manik itu pun tampak dipenuhi para pendukung dari masing-masing sekolah," kata Kadisdik Buleleng, Gede Suyasa di Kota Singaraja, Jumat.
Ia menjelaskan, kalangan penonton didominasi pelajar Kota Singaraja cukup terhibur dengan penampilan para peserta lihai memainkan alat musik seperti musisi terkenal.
"Lomba band akustik antar SMA/SMK ini kita adakan untuk menciptakan musisi muda yang nanti bisa mengharumkan nama Buleleng di ajang yang lebih bergengsi," ujarnya.
Selain lomba band akustik, kata dia, BEE juga menampilkan janger kolaborasi, karaoke,silat, tari trunajaya, tari legong, tari ekalawya, bondres kolaborasi, joded, dan pantomim yang dibawakan oleh pelajar dari masing-masing Kecamatan.
Dengan mengadakan lomba band dan kesenian tradisional, Suyasa meyakini, hal ini bisa membangkitkan minat para generasi muda untuk mencintai seni.
"Kami sengaja menyisipkan kesenian di BEE ini karena kita ingin menjelaskan apa itu seni. Kebanyakan dari adik-adik kita belum mengetahui seni, kita ambil contoh seni tari, adik-adik kita memang bisa menari tapi banyak dari mereka yang tidak tau siapa pencipta tari itu, kapan diciptakan tari tersebut, itu yang ingin kita jelaskan" pungkasnya.
Suyasa mengharapkan setiap pelatih seni tidak hanya mengajarkan caranya tapi juga menjelaskan sejarahnya. "Pelatih seni harus mengajarkan sejarah terciptanya seni dan cara untuk melestarikan seni tersebut. Mindset inilah yang harus kita ubah agar adik-adik kita tidak buta akan sejarah seni itu," harapnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Seluruh peserta tampak sangat antusias. Mereka semua menampilkan penampilan terbaik dan menghibur penonton. Acara yang dipusatkan di Gedung Kesenian Gde Manik itu pun tampak dipenuhi para pendukung dari masing-masing sekolah," kata Kadisdik Buleleng, Gede Suyasa di Kota Singaraja, Jumat.
Ia menjelaskan, kalangan penonton didominasi pelajar Kota Singaraja cukup terhibur dengan penampilan para peserta lihai memainkan alat musik seperti musisi terkenal.
"Lomba band akustik antar SMA/SMK ini kita adakan untuk menciptakan musisi muda yang nanti bisa mengharumkan nama Buleleng di ajang yang lebih bergengsi," ujarnya.
Selain lomba band akustik, kata dia, BEE juga menampilkan janger kolaborasi, karaoke,silat, tari trunajaya, tari legong, tari ekalawya, bondres kolaborasi, joded, dan pantomim yang dibawakan oleh pelajar dari masing-masing Kecamatan.
Dengan mengadakan lomba band dan kesenian tradisional, Suyasa meyakini, hal ini bisa membangkitkan minat para generasi muda untuk mencintai seni.
"Kami sengaja menyisipkan kesenian di BEE ini karena kita ingin menjelaskan apa itu seni. Kebanyakan dari adik-adik kita belum mengetahui seni, kita ambil contoh seni tari, adik-adik kita memang bisa menari tapi banyak dari mereka yang tidak tau siapa pencipta tari itu, kapan diciptakan tari tersebut, itu yang ingin kita jelaskan" pungkasnya.
Suyasa mengharapkan setiap pelatih seni tidak hanya mengajarkan caranya tapi juga menjelaskan sejarahnya. "Pelatih seni harus mengajarkan sejarah terciptanya seni dan cara untuk melestarikan seni tersebut. Mindset inilah yang harus kita ubah agar adik-adik kita tidak buta akan sejarah seni itu," harapnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016