London (Antara Bali) - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den
Haag mendukung sepenuhnya rencana kegiatan Dialog Lintas Agama Indonesia
- Belanda ke-4 yang akan diselenggarakan di Ambon pada 24-26 Agustus
2016 mendatang.
Pernyataan tersebut disampaikan Duta Besar Wesaka Puja pada saat menerima pengurus Netherland-Indonesia Consortium for Muslim-Christian Relations, di Den Haag, demikian Minister Counsellor Pensosbud KBRI Den Haag, Azis Nurwahyudi, kepada Antara London, Rabu.
Pertemuan tersebut merupakan perkenalan pengurus konsorsium, yang merupakan pertemuan pertama mereka dengan Dubes Puja. Prof. Robert Setio dari Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta memperkenalkan seluruh rombongan yang terdiri dari Prof. Gerrit Singgih dari UKDW Yogyakarta, Dr. Syahiron Syamsuddin dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr. Suratno dari Universitas Paramadina Jakarta, dan pihak Belanda diwakili Corrie van der Ven dan Gezina Speelman.
Pembicaraan diawali Prof. Robert Setio yang memperkenalkan sejarah pembentukan konsorsium pada tahun 2012 lalu. Sedangkan Corrie van der Ven, wakil dari Gereja Kristen yang mengetuai konsorsium, secara ringkas mejelaskan tentang kegiatan konsorsium yang selama ini bekerjasama dengan KBRI Den Haag dalam mengimplementasikan kegiatan interfaith RI-Belanda.
Pihak konsorsium juga menyampaikan rencana melakukan Bilateral Interfaith Dialogue RI-Belanda ke-4 di IAIN Ambon sebagai tindaklanjut dari kesepakatan dialog ke-3 yang dilakukan di Den Haag pada 25 September tahun lalu.
Menanggapi rencana dialog tersebut, Dubes Wesaka Puja menyampaikan kegiatan dimaksud dapat berkelanjutan, dengan lebih menyertakan potensi yang ada. Dubes juga mengatakan banyak kesempatan yang dapat diraih untuk mewujudkan better understanding dari kegiatan interfaith tersebut.
Dubes menyarankan kiranya kegiatan di Ambon tidak saja melibatkan tokoh agama Islam dan Kristen tetapi juga agama-agama lain, serta menyertakan lebih banyak pakar dan akademisi.
Selain pelaksanaan dialog yang bertemakan pendidikan dan kurikulum pendidikan agama, pada kesempatan tersebut juga diluncurkan kumpulan tulisan dari 12 penulis Belanda dan 15 penulis Indonesia yang bertajuk Costly Tolerant, kata Prof. Robert Setio. Beberapa hasil yang dicapai sebagai tindaklanjut dari kegiatan dialog lintas agama ini antara lain penyelenggaraan seminar berkaitan dengan masalah deradikalisasi, penerbitan jurnal bersama, dan kunjungan mahasiswa bidang teologi.
Konsorsium ini merupakan organisasi non pemerintah yang beranggotakan akademisi dari berbagai universitas di Belanda dan Indonesia. Kedatangan para akademisi dari Indonesia kali ini berkaitan dengan seminar mengenai deradikalisasi yang diselenggarakan Radboud University, Nijmegen sebagai salah satu anggota konsorsium. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Pernyataan tersebut disampaikan Duta Besar Wesaka Puja pada saat menerima pengurus Netherland-Indonesia Consortium for Muslim-Christian Relations, di Den Haag, demikian Minister Counsellor Pensosbud KBRI Den Haag, Azis Nurwahyudi, kepada Antara London, Rabu.
Pertemuan tersebut merupakan perkenalan pengurus konsorsium, yang merupakan pertemuan pertama mereka dengan Dubes Puja. Prof. Robert Setio dari Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta memperkenalkan seluruh rombongan yang terdiri dari Prof. Gerrit Singgih dari UKDW Yogyakarta, Dr. Syahiron Syamsuddin dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr. Suratno dari Universitas Paramadina Jakarta, dan pihak Belanda diwakili Corrie van der Ven dan Gezina Speelman.
Pembicaraan diawali Prof. Robert Setio yang memperkenalkan sejarah pembentukan konsorsium pada tahun 2012 lalu. Sedangkan Corrie van der Ven, wakil dari Gereja Kristen yang mengetuai konsorsium, secara ringkas mejelaskan tentang kegiatan konsorsium yang selama ini bekerjasama dengan KBRI Den Haag dalam mengimplementasikan kegiatan interfaith RI-Belanda.
Pihak konsorsium juga menyampaikan rencana melakukan Bilateral Interfaith Dialogue RI-Belanda ke-4 di IAIN Ambon sebagai tindaklanjut dari kesepakatan dialog ke-3 yang dilakukan di Den Haag pada 25 September tahun lalu.
Menanggapi rencana dialog tersebut, Dubes Wesaka Puja menyampaikan kegiatan dimaksud dapat berkelanjutan, dengan lebih menyertakan potensi yang ada. Dubes juga mengatakan banyak kesempatan yang dapat diraih untuk mewujudkan better understanding dari kegiatan interfaith tersebut.
Dubes menyarankan kiranya kegiatan di Ambon tidak saja melibatkan tokoh agama Islam dan Kristen tetapi juga agama-agama lain, serta menyertakan lebih banyak pakar dan akademisi.
Selain pelaksanaan dialog yang bertemakan pendidikan dan kurikulum pendidikan agama, pada kesempatan tersebut juga diluncurkan kumpulan tulisan dari 12 penulis Belanda dan 15 penulis Indonesia yang bertajuk Costly Tolerant, kata Prof. Robert Setio. Beberapa hasil yang dicapai sebagai tindaklanjut dari kegiatan dialog lintas agama ini antara lain penyelenggaraan seminar berkaitan dengan masalah deradikalisasi, penerbitan jurnal bersama, dan kunjungan mahasiswa bidang teologi.
Konsorsium ini merupakan organisasi non pemerintah yang beranggotakan akademisi dari berbagai universitas di Belanda dan Indonesia. Kedatangan para akademisi dari Indonesia kali ini berkaitan dengan seminar mengenai deradikalisasi yang diselenggarakan Radboud University, Nijmegen sebagai salah satu anggota konsorsium. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016