Singaraja (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat memberikan penghargaan Seni Wija Kusuma kepada lima seniman Bali Utara.

"Penghargaan Seni Wija Kusuma 2016 diserahkan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana," kata Kepala Bagian Humas Pemkab Buleleng, I Made Supartawan di Singaraja, Selasa.

Ia menjelaskan, lima seniman itu adalah Ketut Suarna Dwipa dalam kategori seniman tari, Jro Dalang Wayan Narpa, I Made Renda sastrawan asal Desa Sawan dalam kategori seniman sastra daerah, seniman karawitan I Gede Suparta, serta mendiang Gede Arya Iriana. Penghargaan bagi Almarhum Gede Arya Iriana, diterima oleh Ketut Sukanadi yang juga istri mendiang.

Ia menambahkan, Ketut Suarna Dwipa dikenal sebagai seniman yang berbuat banyak bagi dunia kesenian di Buleleng. Suarna Dwipa telah menerima puluhan penghargaan tingkat provinsi dan nasional. Dwipa pun sering melawat ke mancanegara, dan hingga menginjak usia ke-56 ia masih aktif berkesenian.

Selain itu, Jro Dalang Wayan Narpa yang berasal dari Desa Suwug juga dikenal sebagai dalang yang aktif melestarikan pewayangan hingga kini. Jro Dalang Wayan Narpa mengawali karirnya dari menabuh gender wayang, hingga menjadi pemain gender wayang.

"Ia juga sering mengiringi dalang pada pagelaran wayang kulit. Karena sering mengiringi dalang, ia akhirnya memutuskan belajar mendalang secara otodidak. Kemampuannya itu akhirnya membuat Jro Dalang Narpa menjadi duta kesenian Buleleng dalam Festival Wayang Ramayana beberapa tahun silam," katanya.

Sementara itu, I Made Renda dikenal sangat cinta dengan sastra daerah Bali, terutama sekar agung, sekar madya, maupun macepat. Kecintaannya itu diikuti dengan membina siswa di sekolah-sekolah, meski kini usianya telah menginjak 62 tahun. Selain itu ia juga membina siswa mempelajari sastra daerah diluar sekolah, serta mengarang lagu Macepat Swarga Rohana Parwa.

"I Gede Suparta, seniman asal Desa Tukadmungga, dikenal sebagai seniman karawitan yang banyak menciptakan tabuh untuk berbagai acara. Baik itu untuk Utsawa Merdangga Gong Kebyar, Pesta Kesenian Bali, serta berbagai acara budaya lainnya," katanya.

Sedangkan almarhum Gede Arya Iriana, dikenal sebagai seniman musik yang serba bisa. Mendiang dikenal sebagai pemain topeng bondres, mendiang juga aktif bermain teater modern.

"Beliau juga menciptakan lagu, pembina vokal, dan banyak karya lainnya. Beliau meninggal saat menjalankan misi kesenian Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Pelajar di Denpasar," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016