Amlapura (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika membantu dua warga miskin asal Desa Ban, Kabupaten Karangasem, dengan mengirimkan bantuan dan mengutus tim humas pemprov setempat.
"Melalui gerakan responsif ini, kita harapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat mampu terhadap sesama yang membutuhkan," kata Kasubag Penyaringan dan Pengolahan Informasi Kemasyarakatan Biro Humas Provinsi Bali Nyoman Darsana di sela-sela menyerahkan bantuan tersebut di Amlapura, Karangasem, Senin.
Menurut dia, Pemprov Bali mendapatkan informasi mengenai keluarga I Gede Putu (21) dan Ni Ketut Pasti (31) dari informasi yang diposting oleh netizen.
Pada saat ditemui, Ni Ketut Copak, ibunda Gede Putu menuturkan bahwa sejak lahir anaknya sudah menderita penyakit polio yang menyebabkan tidak bisa berjalan dan duduk serta memiliki kesulitan dalam mengunyah makanan.
Gede Putu, hanya pernah satu kali dibawa berobat ke Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, namun karena keterbatasan biaya sampai saat ini remaja tersebut belum pernah tersentuh penanganan medis.
"Kami hidup sehari-hari saja susah hanya mengandalkan bantuan dari tetangga sekitar dan memetik dari hasil kebun di sekitar rumah, sehingga tidak bisa membawa Gede ke dokter," tutur wanita yang memiliki delapan anak itu.
Ketut Copak juga mengatakan saat ini ia hanya mengandalkan bantuan dari tetangga sekitar dan sesekali dari anak-anaknya yang sudah menikah, sedangkan suaminya I Nengah Pandri juga menderita kurang darah, sehingga tidak bisa optimal membantu dirinya untuk bekerja sehari-hari.
Ia berharap, ada bantuan dari pemerintah untuk meringankan bebannya, khususnya bantuan medis untuk anak dan suaminya.
Warga yang dikunjungi selanjutnya adalah Ni Ketut Pasti (31) asal Desa Baturinggit,Karangasem yang mengidap tumor kelenjar sejak tiga tahun yang lalu.
Saat ditemui, kondisinya sangat memprihatikan, Pasti tergolek lemas di tempat tidur yang hanya ditemani seorang anak laki-laki bernama I Wayan Simpen (8).
Ketut Pasti mengatakan sejak menderita penyakit tersebut dirinya sudah melakukan kemoterapi sebanyak tiga kali di RSUP Sanglah Denpasar dengan menggunakan tanggungan BPJS Kesehatan.
Namun semenjak suaminya yang bernama I Nengah Karta (41th) meninggal dunia 7 bulan yang lalu akibat gagal ginjal, maka saat ini dirinya tidak sanggup melanjutkan pengobatannya lagi karena tidak bisa membayar iuran BPJS Kesehatan.
"Saya tidak punya siapa-siapa lagi, saat ini saya hanya bertumpu pada anak saya ini, untuk pengobatan saya pasrah", ujar Ketut Pasti yang menumpang tinggal di rumah mertuanya.
Tim pada kesempatan itu menyalurkan bantuan sementara berupa uang tunai dan beras guna meringankan beban kehidupan sehari-hari. Sedangkan untuk bantuan selanjutnya akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan instansi terkait.
Pada kesempatan tersebut, bantuan juga datang dari Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan sosial (BK3S)Provinsi Bali yang diketuai oleh Ayu Pastika. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Melalui gerakan responsif ini, kita harapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat mampu terhadap sesama yang membutuhkan," kata Kasubag Penyaringan dan Pengolahan Informasi Kemasyarakatan Biro Humas Provinsi Bali Nyoman Darsana di sela-sela menyerahkan bantuan tersebut di Amlapura, Karangasem, Senin.
Menurut dia, Pemprov Bali mendapatkan informasi mengenai keluarga I Gede Putu (21) dan Ni Ketut Pasti (31) dari informasi yang diposting oleh netizen.
Pada saat ditemui, Ni Ketut Copak, ibunda Gede Putu menuturkan bahwa sejak lahir anaknya sudah menderita penyakit polio yang menyebabkan tidak bisa berjalan dan duduk serta memiliki kesulitan dalam mengunyah makanan.
Gede Putu, hanya pernah satu kali dibawa berobat ke Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, namun karena keterbatasan biaya sampai saat ini remaja tersebut belum pernah tersentuh penanganan medis.
"Kami hidup sehari-hari saja susah hanya mengandalkan bantuan dari tetangga sekitar dan memetik dari hasil kebun di sekitar rumah, sehingga tidak bisa membawa Gede ke dokter," tutur wanita yang memiliki delapan anak itu.
Ketut Copak juga mengatakan saat ini ia hanya mengandalkan bantuan dari tetangga sekitar dan sesekali dari anak-anaknya yang sudah menikah, sedangkan suaminya I Nengah Pandri juga menderita kurang darah, sehingga tidak bisa optimal membantu dirinya untuk bekerja sehari-hari.
Ia berharap, ada bantuan dari pemerintah untuk meringankan bebannya, khususnya bantuan medis untuk anak dan suaminya.
Warga yang dikunjungi selanjutnya adalah Ni Ketut Pasti (31) asal Desa Baturinggit,Karangasem yang mengidap tumor kelenjar sejak tiga tahun yang lalu.
Saat ditemui, kondisinya sangat memprihatikan, Pasti tergolek lemas di tempat tidur yang hanya ditemani seorang anak laki-laki bernama I Wayan Simpen (8).
Ketut Pasti mengatakan sejak menderita penyakit tersebut dirinya sudah melakukan kemoterapi sebanyak tiga kali di RSUP Sanglah Denpasar dengan menggunakan tanggungan BPJS Kesehatan.
Namun semenjak suaminya yang bernama I Nengah Karta (41th) meninggal dunia 7 bulan yang lalu akibat gagal ginjal, maka saat ini dirinya tidak sanggup melanjutkan pengobatannya lagi karena tidak bisa membayar iuran BPJS Kesehatan.
"Saya tidak punya siapa-siapa lagi, saat ini saya hanya bertumpu pada anak saya ini, untuk pengobatan saya pasrah", ujar Ketut Pasti yang menumpang tinggal di rumah mertuanya.
Tim pada kesempatan itu menyalurkan bantuan sementara berupa uang tunai dan beras guna meringankan beban kehidupan sehari-hari. Sedangkan untuk bantuan selanjutnya akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan instansi terkait.
Pada kesempatan tersebut, bantuan juga datang dari Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan sosial (BK3S)Provinsi Bali yang diketuai oleh Ayu Pastika. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016