Denpasar (Antara Bali) - Bali mengekspor berbagai jenis cenderamata yang dibuat dari bahan baku kulit senilai 934.172 dolar AS selama bulan Maret 2016 atau menurun 21,42 persen dibandingkan Februari 2016 yang mencapai 1,188 juta dolar AS.

"Perolehan tersebut dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya juga berkurang 20,96 persen, karena pada bulan Maret 2015 meraih sebesar 1,181 juta dolar AS," kata Kepala Bidang Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Nyoman Subadri, di Denpasar, Minggu.

Ia mengatakan, barang-barang dari kulit tersebut mampu memberikan kontribusi sebesar 1,97 persen dari total nilai ekspor daerah ini sebesar 47,47 juta dolar AS selama bulan Maret 2016, atau meningkat 17,64 persen dibanding bulan sebelumnya (Februari 2016) hanya 40,33 juta dolar AS.

Hasil kerajinan kulit yang menembus pasaran luar negeri itu, antara lain berupa sepatu dan sandal untuk pria dan wanita yang dibuat dengan desain yang unik dan menarik.

Selain itu, berupa aneka jenis tas untuk pria dan wanita dari semua golongan umur, ikat pinggang dan jaket.

Perajin Bali sangat kreatif memproduksi aneka jenis cenderamata bernilai seni unik dengan harga yang terjangkau oleh sebagian besar pelancong dalam negeri maupun turis asing yang berlibur ke Bali.

Nyoman Subadri menambahkan, hasil industri kerajinan skala rumah tangga itu paling banyak diserap pasaran Hong Kong yang mencapai 15,92 persen, menyusul Jepang 11,85 persen, dan Singapura 10,57 persen.

Selain itu, juga menjangkau pasaran Amerika Serikat 8,82 persen, Australia 4,99 persen, China 0,92 persen, Prancis 7,61 persen, Spanyol 5,67 persen, Jerman 2,54 persen, Italia 6,69 persen, serta sisanya 24,42 persen ke berbagai negara lainnya.

Alex, seorang perajin sepatu kulit di sekitar Jalan Teuku Umar Barat Marlboro, Denpasar mengaku sangat membutuhkan bantuan promosi produk melalui kegiatan pameran agar dikenal masyarakat dan wisatawan mancanegara yang berlibur ke Pulau Dewata itu.

Pihaknya sangat membutuhkan bantuan pemerintah dalam upaya mempromosikan produk kerajinan sepatu kulit agar lebih dikenal lagi.

Menurutnya, melalui promosi melalui pameran tersebut diharapkan para UMKM yang bergerak di bidang kerajinan sepatu kulit tersebut mampu meningkatkan omzet penjualan dan menjadi "brand" produk lokal dengan daya saing cukup tinggi dari produk luar negeri.

Ia mengharapkan kegatan pameran tersebut dapat dilakukan secara berkala untuk para perajin dan UMKM di Bali, dengan semua biaya akomodasinya dapat diberikan secara cuma-cuma atau tidak dipungut biaya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016