Gianyar (Antara Bali) - Bank Indonesia optimistis kebijakan suku bunga acuan baru "BI Seven Days Repo (Reverse) Rate" dapat mempercepat transmisi perbankan kepada masyarakat salah satunya dengan penurunan suku bunga kredit bisa lebih cepat.
"Saya masih yakin setelah 19 Agustus itu akan punya efek yang transmisinya akan lebih efektif. Kami juga belum tahu tetapi dari analisa kami paling tidak, bisa lebih efektif," kata Kepala Divisi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan Moneter Bank Indonesia, TM Arief Machmud ditemui dalam lokakarya kebanksentralan dan kehumasan 2016 di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, Sabtu.
Menurut dia, dengan diberlakukanya kebijakan baru itu, salah satu implikasinya yakni pasar uang antarbank yang bisa berkisar pada suku bunga 5,5 persen dengan tenor selama tujuh hari.
Senada dengan Arief, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Dewi Setyowati menambahkan bahwa instrumen yang digunakan dalam BI Seven Days Repo Rate tersebut di antaranya seperti Surat Utang Negara dan Sertifikat Bank Indonesia.
Dengan suku bunga baru yang berlaku mulai 19 Agustus 2016 itu, maka bank yang memiliki modal inti atau keadaan likuiditas yang tidak mencukupi maka bisa memanfaatkan kebijakan dengan suku bunga 5,5 persen tersebut.
"Bank dengan modal inti `cekak` bisa mengalami `dismatch`, terkadang bank lebih besar pembayaran dari pada tagihan sehingga bank mengalami `short cash` (kas pendek) akhirnya pinjam ke bank lain dengan modal inti lebih besar," katanya.
Sehingga dengan kebijakan itu, maka diharapkan suku bunga kredit kepada masyarakat dari perbankan bisa lebih rendah dan lebih cepat ditransmisikan.
Dewi lebih lanjut menjelaskan bahwa modal inti perbankan dibagi ke dalam empat bank buku yakni bank buku satu dengan modal inti Rp100 miliar hingga kurang dari Rp1 triliun, bank buku dua (Rp1 triliun hingga kurang dari Rp5 triliun), bank buku tiga (Rp5 triliun hingga kurang dari Rp30 triliun) dan bank buku empat dengan modal inti di atas Rp30 triliun.
Dia mengungkapkan bahwa di Indonesia terdapat empat bank BUMN dan enam bank swasta nasional yang menguasai hampir 60 persen total aset perbankan nasional.
BI Seven Days Repo Rate merupakan salah satu materi sosialisasi yang diberikan oleh bank sentral itu kepada awak media di Bali untuk memberikan pemahaman yang diharapkan dapat diinformasikan kepada masyarakat.
Selain kebijakan itu, BI Bali juga memberikan materi terkait program ketahanan pangan klaster binaan BI yakni kopi, bawang dan padi dengan menghadiri para petani binaan, percetakan dan peredaran mata uang Rupiah dan prosepek ekonomi Bali 2016. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Saya masih yakin setelah 19 Agustus itu akan punya efek yang transmisinya akan lebih efektif. Kami juga belum tahu tetapi dari analisa kami paling tidak, bisa lebih efektif," kata Kepala Divisi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan Moneter Bank Indonesia, TM Arief Machmud ditemui dalam lokakarya kebanksentralan dan kehumasan 2016 di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, Sabtu.
Menurut dia, dengan diberlakukanya kebijakan baru itu, salah satu implikasinya yakni pasar uang antarbank yang bisa berkisar pada suku bunga 5,5 persen dengan tenor selama tujuh hari.
Senada dengan Arief, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Dewi Setyowati menambahkan bahwa instrumen yang digunakan dalam BI Seven Days Repo Rate tersebut di antaranya seperti Surat Utang Negara dan Sertifikat Bank Indonesia.
Dengan suku bunga baru yang berlaku mulai 19 Agustus 2016 itu, maka bank yang memiliki modal inti atau keadaan likuiditas yang tidak mencukupi maka bisa memanfaatkan kebijakan dengan suku bunga 5,5 persen tersebut.
"Bank dengan modal inti `cekak` bisa mengalami `dismatch`, terkadang bank lebih besar pembayaran dari pada tagihan sehingga bank mengalami `short cash` (kas pendek) akhirnya pinjam ke bank lain dengan modal inti lebih besar," katanya.
Sehingga dengan kebijakan itu, maka diharapkan suku bunga kredit kepada masyarakat dari perbankan bisa lebih rendah dan lebih cepat ditransmisikan.
Dewi lebih lanjut menjelaskan bahwa modal inti perbankan dibagi ke dalam empat bank buku yakni bank buku satu dengan modal inti Rp100 miliar hingga kurang dari Rp1 triliun, bank buku dua (Rp1 triliun hingga kurang dari Rp5 triliun), bank buku tiga (Rp5 triliun hingga kurang dari Rp30 triliun) dan bank buku empat dengan modal inti di atas Rp30 triliun.
Dia mengungkapkan bahwa di Indonesia terdapat empat bank BUMN dan enam bank swasta nasional yang menguasai hampir 60 persen total aset perbankan nasional.
BI Seven Days Repo Rate merupakan salah satu materi sosialisasi yang diberikan oleh bank sentral itu kepada awak media di Bali untuk memberikan pemahaman yang diharapkan dapat diinformasikan kepada masyarakat.
Selain kebijakan itu, BI Bali juga memberikan materi terkait program ketahanan pangan klaster binaan BI yakni kopi, bawang dan padi dengan menghadiri para petani binaan, percetakan dan peredaran mata uang Rupiah dan prosepek ekonomi Bali 2016. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016