Jakarta (Antara Bali) - Pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Kampanye Hemat Energi Potong 10 Persen dengan upaya memberikan sosialisasi serta mengubah perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari bisa menghemat energi.
"Sampai saat ini masih banyak masyarakat yang boros menggunakan energi, dan mari kita mulai dan terbiasa berhemat di rumah, kantor serta dimana pun berada," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said kepada pers, di Jakarta, Minggu.
Gerakan Nasional Kampanye Hemat Energi Potong 10 Persen diawali dengan jalan santai bersama masyarakat dimulai dari Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jalan Thamrin menuju Bundaran HI Jakarta.
Hadir dalam acara itu, antara lain Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto, serta mantan Menteri Pertambangan dan Energi di masa Kabinet Pembangunan III dan IV (periode 1978-1983 dan 1983-1988) Subroto.
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan perilaku masyarakat yang masih boros menggunakan energi sehingga harus dicoba untuk diubah, agar penggunaan energi yang seharusnya bisa dihemat dapat dilakukan
Berhemat energi, katanya lagi, bisa dilakukan dengan tiga langkah, yaitu matikan listrik jika tidak digunakan, gunakan peralatan elektronik hemat energi, serta jadikan gaya hidup setiap hari.
"Salah satu cara hemat energi saat menggunakan mesin pendingin atau AC adalah cukup dengan menyetel suhu 25 derajat Celsius," kata Sudirman pula.
Gerakan kampanye tersebut, ujar dia, saat ini dimulai dari Jakarta dan secara bertahap akan dilakukan di 20 kota besar se-Indonesia.
Selain itu, kampanye juga akan dilakukan melalui berbagai media cetak dan elektronik, juga melalui maskapai penerbangan dan kereta api, serta memasang spanduk dan membagikan brosur.
"Kampanye tidak akan berhenti sampai akhir tahun ini, tapi akan dilakukan secara terus-menerus sampai masyarakat memahami dan melakukan hemat energi," kata Sudirman.
Pertumbuhan konsumsi energi yang terus meningkat disertai dengan penurunan jumlah cadangan energi fosil, menurutnya lagi, menuntut kesadaran segenap pihak pengguna energi untuk melakukan penghematan.
Penghematan yang dilakukan sebesar 10 persen hingga tiga tahun ke depan, kata Sudirman, sama dengan menghemat pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) baru.
"Ke depan konservasi energi harus ditempatkan sebagai sumber kelima setelah minyak, gas, batu bara, dan energi terbarukan," kata Sudirman pula.
Kampanye potong 10 persen penggunaan energi ini merupakan gerakan dan aksi bersama yang melibatkan pemerintah, pelaku bisnis atau industri, organisasi masyarakat, dan individu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Sampai saat ini masih banyak masyarakat yang boros menggunakan energi, dan mari kita mulai dan terbiasa berhemat di rumah, kantor serta dimana pun berada," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said kepada pers, di Jakarta, Minggu.
Gerakan Nasional Kampanye Hemat Energi Potong 10 Persen diawali dengan jalan santai bersama masyarakat dimulai dari Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jalan Thamrin menuju Bundaran HI Jakarta.
Hadir dalam acara itu, antara lain Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto, serta mantan Menteri Pertambangan dan Energi di masa Kabinet Pembangunan III dan IV (periode 1978-1983 dan 1983-1988) Subroto.
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan perilaku masyarakat yang masih boros menggunakan energi sehingga harus dicoba untuk diubah, agar penggunaan energi yang seharusnya bisa dihemat dapat dilakukan
Berhemat energi, katanya lagi, bisa dilakukan dengan tiga langkah, yaitu matikan listrik jika tidak digunakan, gunakan peralatan elektronik hemat energi, serta jadikan gaya hidup setiap hari.
"Salah satu cara hemat energi saat menggunakan mesin pendingin atau AC adalah cukup dengan menyetel suhu 25 derajat Celsius," kata Sudirman pula.
Gerakan kampanye tersebut, ujar dia, saat ini dimulai dari Jakarta dan secara bertahap akan dilakukan di 20 kota besar se-Indonesia.
Selain itu, kampanye juga akan dilakukan melalui berbagai media cetak dan elektronik, juga melalui maskapai penerbangan dan kereta api, serta memasang spanduk dan membagikan brosur.
"Kampanye tidak akan berhenti sampai akhir tahun ini, tapi akan dilakukan secara terus-menerus sampai masyarakat memahami dan melakukan hemat energi," kata Sudirman.
Pertumbuhan konsumsi energi yang terus meningkat disertai dengan penurunan jumlah cadangan energi fosil, menurutnya lagi, menuntut kesadaran segenap pihak pengguna energi untuk melakukan penghematan.
Penghematan yang dilakukan sebesar 10 persen hingga tiga tahun ke depan, kata Sudirman, sama dengan menghemat pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) baru.
"Ke depan konservasi energi harus ditempatkan sebagai sumber kelima setelah minyak, gas, batu bara, dan energi terbarukan," kata Sudirman pula.
Kampanye potong 10 persen penggunaan energi ini merupakan gerakan dan aksi bersama yang melibatkan pemerintah, pelaku bisnis atau industri, organisasi masyarakat, dan individu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016