Denpasar (Antara Bali)- Institut Prancis di Indonesia (IFI) bekerja sama dengan Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar menggelar konser musik klasik.

"Kegiatan yang digelar Sabtu (7/5) mengusung tema `Negeri yang Telah Hilang: dari Keraton Sunda sampai ke Kediaman Raja-raja Prancis` persembahan grup musik Prancis, Doulce Memoire dan maestro musik Sunda Yoyon Darsono," kata staf Bentara Budaya Bali Juwita Lasut di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan, Doulce Memoire sebelumnya pada Festival Printemps Francais 2015, sempat melakukan tur di Indonesia dan bertemu dengan musisi tradisional Sunda Yoyon Darsono, penembang Hendrawati Ashworth dan Dede Suparman.

"Mereka kini akan berkolaborasi dalam proyek musikal di Pulau Dewata yang akan mengajak penonton untuk menjelajahi keagungan ensambel kerajaan Sunda sampai kerajaan di Prancis," ujar Juwita Lasut.

Denis Raisin Dadre, flutist spesialisasi musik Renaisans yang membentuk ensambel Doulce Memoire mengatakan, setelah latihan intensif, kini siap menuju konser bersama.

Tantangan terbesar adalah komunikasi yakni kendala bahasa dan tak tersedianya buku atau naskah tertulis. Semua dilakukan secara langsung bertemu dan latihan bersama. Namun musik memiliki kekuatan besar sebagai `bahasa` pengantar dalam berkomunikasi dengan orang dari kultur berbeda.

Hasilnya, kami akan mempersembahkan perpaduan musik abad ke-14 Prancis dengan musik Sunda kuno dalam sebuah konser perjalanan musikal, katanya.

Doulce Memoire, Ensambel Musik Renaisans yang inovatif beranggotakan musisi dan vokalis yang setia pada jalur musiknya, ensambel Doulce Memoire memainkan musik Renaisans yang disesuaikan dengan konteks kekinian seperti kabaret Renaisans (musik yang dipadukan dengan pembacaan naskah sastra hingga requiem di istana raja-raja).

Kreativitas dan inovasi merupakan ciri khas utama ensambel yang secara rutin mengundang aktor atau penari dalam pertunjukan mereka. Produksi musik mereka beragam dari Requiem pour Anne de Bretagne yang serius. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016