Denpasar (Antara Bali) - Harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani di Bali pada bulan April 2016 mengalami penurunan sebesar 7,66 persen, dibandingkan bulan sebelumnya, Maret 2016.

"Demikian pula harga gabah di tingkat penggilingan juga menurun 7,49 persen," kata Kepala Bidang Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, I Nyoman Subadri di Denpasar, Rabu.

Ia mengatakan, meskipun harga gabah di Bali mengalami penurunan, namun kondisi itu jauh di atas harga patokan pemerintah (HPP).

Hasil pencatatan harga gabah yang dilakukan ditujuh kabupaten yang meliputi Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Karangasem dan Buleleng menunjukkan harga gabah di tingkat petani turun dari Rp4.401,26 per kilogram pada bulan Maret 2016 menjadi Rp4.063,96 per kg pada bulan April 2016.

Sementara rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat penggilingan juga merosot dari Rp4.467,46/kg pada bulan Maret 2016 kini menjadi Rp4.132,72 per kilogram pada bulan April 2016.

Nyoman Subadri menambahkan, harga patokan pemerintah gabah kering panen (HPP GKP sejak April 2015 di tingkat petani sebesar Rp3.700/kg dan di tingkat penggilingan Rp3.750/kg.

Dengan demikian meskipun harga gabah di Bali menurun, namun tetap berada di atas HPP. Produksi padi di Bali berdasarkan angka sementara tahun 2015 mencapai 853.710 ton gabah kering giling (GKG), turun 0,49 persen atau sekitar 4.234 ton dibandingkan tahun 2014.

Berkurangnya produksi padi tersebut hanya terjadi pada subround I-2015 yakni periode Januari-April sebesar 59.696 ton GKG (20,09 persen). Sebaliknya produksi padi pada subround II-2015 yakni periode Mei-Agustus justru mengalami kenaikan sebesar 44.523 ton GKG (17,24 persen).

Demikian juga pada subround III-2015 yakni periode September- Desember terjadi kenaikan sebesar 10.939 ton GKG (3,62 persen). Penurunan produksi padi yang relatif tinggi terjadi di Kabupaten Tabanan yang selama ini menjadi "gudang beras" Bali yang mencapai 20.082 ton GKG (9,38 persen).

Menurunnya produksi padi di Bali selama tahun 2015 secara umum akibat berkurangnya luas panen yang mencapai 5.312 hektare (3,72 persen) yang terjadi di lima wilayah yakni Tabanan, Badung, Bangli, Karangasem dan Buleleng.

Berkurangnya luas panen paling tinggi terjadi di Kabupaten Tabanan yang mencapai 4.518 hektare (12,25 hektare). (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016