Denpasar (Antara Bali) - Bali mampu menghasilkan devisa sebesar 1,74 juta dolar AS dari ekspor barang rajutan selama Februari 2016, meningkat 35,60 persen dibanding 1,28 juta dolar AS bulan sebelumnya.
"Perolehan devisa yang cukup besar itu juga bertambah 13,38 persen dibanding dengan bulan yang sama tahun sebelumnya (Februari 2015) yang tercatat 1,53 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Ir Adi Nugroho, MM di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, pengapalan berbagai jenis cenderamata berupa kain rajutan produk sentuhan tangan-tangan terampil wanita Bali mampu memberikan kontribusi 4,33 persen dari total ekspor daerah ini sebesar 40,33 juta dolar AS, meningkat 11,44 persen dibanding bulan sebelumnya hanya 36,19 juta dolar AS.
Selain itu Bali juga menghasilkan devisa dari pengapalan pakaian jadi bukan rajutan sebesar 5,91 juta dolar AS selama bulan Februari 2016, meningkat 24,61 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 4,74 juta dolar AS.
Adi Nugroho menambahkan, ekspor barang-barang rajutan dari Bali itu paling banyak menembus pasaran Singapura yang mencapai 27,17 persen, menyusul Hongkong 18,24 persen dan Australia 15,41 persen.
Selain itu juga menjangkau pasaran Amerika Serikat 11,95 persen, Jepang 0,94 persen, Spanyol 6,04 persen, Prancis 1,57 persen, China 0,08 persen, Italia 0,98 persen dan Jerman 0,48 persen.
Sedangkan sisanya 17,13 persen menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia karena barang-barang rajutan dari Bali itu sangat diminati konsumen mancanegara.
Pakaian jadi maupun rajutan yang dikapalkan Bali ke pasaran luar negeri itu dibuat secara manual sehingga memiliki nilai lebih di mata konsumen luar negeri, terutama Singapura, Australia dan Hong Kong.
Ketiga pasaran potensial itu kemungkinan menjual kembali barang-barang rajutan dari Pulau Dewata kepada wisatawan mancanegara yang datang ke negara tersebut, ujar Adi Nugroho. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Perolehan devisa yang cukup besar itu juga bertambah 13,38 persen dibanding dengan bulan yang sama tahun sebelumnya (Februari 2015) yang tercatat 1,53 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Ir Adi Nugroho, MM di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, pengapalan berbagai jenis cenderamata berupa kain rajutan produk sentuhan tangan-tangan terampil wanita Bali mampu memberikan kontribusi 4,33 persen dari total ekspor daerah ini sebesar 40,33 juta dolar AS, meningkat 11,44 persen dibanding bulan sebelumnya hanya 36,19 juta dolar AS.
Selain itu Bali juga menghasilkan devisa dari pengapalan pakaian jadi bukan rajutan sebesar 5,91 juta dolar AS selama bulan Februari 2016, meningkat 24,61 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 4,74 juta dolar AS.
Adi Nugroho menambahkan, ekspor barang-barang rajutan dari Bali itu paling banyak menembus pasaran Singapura yang mencapai 27,17 persen, menyusul Hongkong 18,24 persen dan Australia 15,41 persen.
Selain itu juga menjangkau pasaran Amerika Serikat 11,95 persen, Jepang 0,94 persen, Spanyol 6,04 persen, Prancis 1,57 persen, China 0,08 persen, Italia 0,98 persen dan Jerman 0,48 persen.
Sedangkan sisanya 17,13 persen menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia karena barang-barang rajutan dari Bali itu sangat diminati konsumen mancanegara.
Pakaian jadi maupun rajutan yang dikapalkan Bali ke pasaran luar negeri itu dibuat secara manual sehingga memiliki nilai lebih di mata konsumen luar negeri, terutama Singapura, Australia dan Hong Kong.
Ketiga pasaran potensial itu kemungkinan menjual kembali barang-barang rajutan dari Pulau Dewata kepada wisatawan mancanegara yang datang ke negara tersebut, ujar Adi Nugroho. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016