Denpasar (Antara Bali) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise meluncurkan kampanye "Bersama Lindungi Anak Indonesia" di Provinsi Bali melalui diskusi musikal yang dihadiri ratusan siswa, anak-anak berkebutuhan khusus dan sejumlah tokoh masyarakat.

Perlindungan anak dari kekerasan harus dilakukan secara serentak oleh anak-anak, keluarga, masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.

"Saya berharap, melalui gerakan bersama ini akan semakin banyak masyarakat yang sadar tentangg pentingnya keluarga dan masyarakat dalam melindungi anak," kata Menteri Yohana saat menyampaikan sambutan pada acara tersebut di Denpasar, Minggu.

Menurut dia, Bali dipilih sebagai provinsi pertama di Indonesia untuk peluncuran kampanye "Bersama Lindungi Anak Indonesia" itu, baru kemudian menyusul provinsi lainnya di Tanah Air.

Dia berpandangan, sejauh ini berbagai bentuk kekerasan seperti kekerasan fisik, psikis, hingga kekerasan seksual masih menjadi ancaman serius bagi anak-anak Indonesia.

Permasalahannya, sejumlah kasus kekerasan yang dialami anak justru terjadi dalam lingkungan yang pelakunya adalah orang-orang terdekat.

"Di dalam keluarga dan sekolah masih ada kekerasan terhadap anak. Di sekolah masih ada guru yang mencabuli siswa, di keluarga ada keluarga dekat yang mencabuli, dan itu terjadi dimana-mana," ucap Yohana.

Belum lagi, lanjut dia, ada persoalan anak-anak yang diperdagangkan untuk membantu perekonomian keluarga. Meskipun ancaman hukumannya berat, namun tidak mungkin semua orang tua ditangkap karena siapa nanti yang akan merawat anak-anak.

Oleh karena itu, diperlukan peran aktif keluarga untuk membangun komunikasi yang penuh kasih sayang, mengawasi kegiatan anak-anak, dan memberikan keterampilan pada anak-anak untuk mendeteksi kekerasan yang mungkin terjadi pada dirinya.

Demikian juga pendidik atau guru di lembaga pendidikan agar membangun komunikasi positif dengan siswa serta membangun mekanisme penegakan hukum bagi pelaku agar menimbulkan efek jera.

Di sisi lain, kata Yohana, penggunaan grup band Simponi untuk gerakan kampanye tersebut merupakan salah satu strategi untuk menurunkan angka kekerasan. "Anak-anak lebih senang mungkin mendengarkan pesan lewat musik," ujarnya.

Pihaknya berharap forum anak di Bali juga dapat membentuk band keliling sekolah dan ke desa-desa dengan cara yang sama untuk mengkampanyekan perlindungan terhadap anak.

Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengatakan momentum yang tepat gerakan itu diluncurkan di Bali karena di Bali sudah dideklarasikan Kabupaten/Kota Layak Anak untuk sembilan kabupaten/kota.

"Memang sekarang masih ada kekerasan terhadap anak-anak, tetapi harapan kami ke depan agar aksi kekerasan bisa diperkecil," ujarnya.

Melalui kampanye tersebut, lanjut Sudikerta, diharapkan anak-anak dapat menyampaikan aspirasi secara bebas tanpa tekanan sehingga dapat memenuhi hak anak-anak untuk mendapatkan perlindungan. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016