Denpasar (Antara Bali) - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Bali tahun 2015 sebesar 72,48, meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya 72,09, namun kondisi itu melampaui angka nasional sebesar 68,90, sehingga daerah ini berada pada peringkat lima di Indonesia.

"Pembangunan manusia di Provinsi Bali masih berada dalam kondisi yang baik dan mengalami peningkatan. Kondisi tersebut tercermin dari IPM Provinsi Bali," kata Kepala kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyoawati di Denpasar, Minggu.

Dalam laporan kajian ekonomi keuangan regional provinsi Bali triwulan IV-2015, Ia menyebutkan IPM Bali ada diperingkat ke-5 setelah DKI Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kalimantan Timur dan Kepri serta di atas Daerah Kepulauan Riau dan Provinsi Sulut.

Bali Secara historis selalu lebih tinggi dibandingkan dengan IPM nasional. Hal itu berkat berbagai program unggulan yang telah digelontorkan dalam rangka mempercepat pengentasan kemiskinan seperti bedah rumah, sistem pertanian terintegrasi (Simantri), beasiswa miskin dan gerakan pembangunan desa terpadu (Gerbangsadu).

Disamping itu dilaksanakan pula program pembangunan Bali Mandara dalam upaya mengurangi angka kemiskinan sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat Bali, hal ini dilakukan mengingat kondisi kemiskinan ibarat "pepatah hilang satu tumbuh yang lain".

Ia menyebutkan, angka kemiskinan di Bali pada September 2015 meningkatan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Tingkat kemiskinan Bali per September 2015 tercatat sebanyak 218,79 ribu jiwa atau 5,25 persen dari jumlah penduduk Bali.

Angka ini meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang tercatat sebesar 4,76 persen dari jumlah penduduk. Peningkatan jumlah penduduk miskin tersebut didorong oleh peningkatan jumlah penduduk miskin yang berada di pedesaan dan perkotaan.

Jumlah penduduk miskin di desa meningkat dari 86,76 ribu jiwa pada September 2014 menjadi 102,99 ribu jiwa pada September 2015. Sementara jumlah penduduk miskin di kota meningkat dari 109,2 ribu jiwa pada September 2014 menjadi 115,9 ribu jiwa pada September 2015.

Meskipun mengalami sedikit peningkatan, namun angka kemiskinan di Bali tersebut jauh di bawah angka kemiskinan nasional yang tercatat sebesar 11,13 persen pada September 2015. Dari sisi pemerataan pendapatan, disparitas pendapatan di Provinsi Bali mengalami perbaikan yang tercermin dari penurunan Gini Ratio pada tahun 2015.

Dalam laporan kajian ekonomi regional Bali terakhir ini disebutkan bahwa Gini Ratio Bali pada tahun 2015 tercatat sebesar 0,38, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan Gini Ratio tahun 2015 yang sebesar 0,42 dan nasional sebesar 0,41. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016