Berlin (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo bertemu dengan sekitar 200 masyarakat Indonesia di Jerman pada Senin (18/4) untuk berbicara tentang era kompetisi.

"Sekarang kita sudah masuk era kompetisisi, 45 persen GDP ada di kita kalau tidak siap akan tergilas persaingan itu," kata Presiden di depan warga Indonesia di Jerman. Pertemuan itu diadakan di Aula Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Jerman di Berlin.

Untuk menghadapi persaingan, katanya, pemerintah konsentrasi pada tiga hal, yakni deregulasi, percepatan pembangunan infrastruktur dan penguatan kualitas sumber daya manusia.

Jokowi mengakui banyak peraturan yang ruwet dan terlalu banyak sehingga perlu dihapus agar bisa menarik investor. "Aturan terlalu banyak 42.000 over laping, perda bermasalah lebih dari 3000, saya perintahkan dihapus saja," katanya.

Presiden juga menyebut "dwelling time" (masa tunggu di pelabuhan) 2,5 hari di Singapura, sedangkan Indonesia 3,5 hari. "Saya minta di bawah tiga hari, kalau bisa capai dua hari lah," katanya.

Presiden juga mengungkapkan pembangunan infrastruktur telah digiatkan, seperti pembangunan jalan tol Trans Sumatera, jalur KA di Sulawesi.

"Ground breaking Sumatera, jangan hanya ground breaking, sudah 35 tahun belum ada progres, tiga bulan saya cek dan saya cek enam kali. Akan saya cek, saya pastikan orang kerja dikontrol," ujarnya.

Jokowi ke Jerman juga bicara perdagangan bebas di ASEAN (MEA/Masyarakat Ekonomi ASEAN) dengan Kanselir Jerman Angela Merkel yang sudah berjalan dan sebentar lagi dengan TPP (Trans Pasific Partnership).

"Kompetisi tak bisa dihindari lagi, tak ikut barang kita kena pajak. Memang ada syarat, komitmen kita hanya ada dua, terbuka dan kompetisi. Mau tidak mau harus siap," kata Presiden.

Menurut Jokowi, dalam menghadapi persaingan bukan sesuatu yang gampang. Akan tetapi, dirinya optimistis jika hal itu dilakukan secara konsisten dengan sumber daya yang besar, termasuk SDM, pertarungan akan dimenangkan Indonesia. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Agus Salim

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016