Denpasar (Antara Bali) - Dinas Kebudayaan Provinsi Bali meminta para mahasiswa yang akan tampil membawakan berbagai aksi seni dalam Gelar Seni Akhir Pekan (GSAP) Bali Mandara Nawanatya selama April 2016, tetap dapat menampilkan sisi kearifan lokal.

"Dalam aksinya, para mahasiswa akan memadukan hal yang bersifat klasik dengan yang modern. Namun, dalam menampilkan konsep kekinian, akar Balinya harus tetap kelihatan," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha di sela-sela memimpin rapat persiapan teknis bulan aksi seni mahasiswa itu, di Denpasar, Selasa.

Oleh karena itu, ujar dia, bagaimana pun kotemporer dan modernnya pementasan yang dibawakan, masyarakat dapat mengetahui bahwa hal tersebut merupakan kesenian Bali.

"Begitu juga dari sisi musik dan busana, hendaknya bisa memadukan yang tradisi dan modern, sehingga ke depannya juga akan muncul para koreografer, penata busana dan penata musik dari kalangan kampus yang bisa membawa perubahan ke arah yang positif," ucapnya.

GSAP Bali Mandara Nawanatya yang telah dibuka pada 27 Februari 2016 merupakan salah satu wadah yang disediakan oleh Pemprov Bali untuk menampung berbagai kreativitas seni dari para seniman muda dan kontemporer.

Berbagai pagelaran dan pementasan yang dibawakan oleh generasi muda itu ditampilkan pada setiap akhir pekan (Jumat, Sabtu dan Minggu) di Taman Budaya Denpasar.

Setiap bulannya ditampilkan tema yang berbeda, seperti halnya pada Maret 2016 merupakan Bulan Bondres dan April menjadi Bulan Aksi Seni Mahasiswa.

Selama April mendatang, diantaranya akan tampil pementasan yang dibawakan oleh mahasiswa ISI Denpasar, komunitas seni Universitas Udayana, komunitas seni Universitas Dwijendra, komunitas seni Universitas Dwijendra, komunitas seni Undiksa Singaraja, Stikom Bali, Universitas Mahasaraswati dan sebagainya.

Dari sebulan pelaksanaan GSAP, Dewa Beratha mengapresiasi positif antusiasme masyarakat untuk menyaksikan kesenian yang telah ditampilkan di Taman Budaya tersebut, meskipun ajang ini merupakan hal yang baru.

"Kami melihat dalam setiap pementasan itu, rata-rata panggungnya dipenuhi penonton dari berbagai usia, bahkan dari anak-anak," ucap Dewa Beratha. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016