Jakarta (Antara Bali) - Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik mengatakan pihaknya, juga para investor asing dan dalam negeri, meminta perbaikan regulasi dan infrastruktur untuk mendorong perekonomian Indonesia.
"Pebisnis dari Indonesia dan luar negeri itu permintaannya sama, yaitu perbaikan regulasi dan infrastruktur di Indonesia. Karena mereka percaya potensi Indonesia besar," katanya dalam Forum Dialog Investasi "Penyederhanaan Perizinan Usaha di Daerah" di Jakarta, Kamis.
Sistem regulasi yang baik, kata Dubes Moazzam, termasuk izin bekerja dan izin usaha diperlukan untuk mempercepat bisnis.
"Regulasi yang baik itu harus sederhana, konsisten dan transparan," katanya.
Ada pun perbaikan infrastruktur diperlukan untuk dapat menekan biaya logistik di Indonesia yang masih sangat membebani para investor.
"Yang jadi pesan, tentu saja, regulasi dan implementasinya. Saya percaya kalau dua isu itu diatasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh dari 5 persen menjadi diatas 6 persen," katanya.
Menurut Dubes Moazzam, sejak 17 bulan bertugas di Indonesia, ia banyak bertemu dengan pengusaha asing dan lokal, juga kerapkali berkunjung ke sejumlah daerah di Tanah Air.
Dari pengalaman tersebut, ia mengaku melihat potensi besar Indonesia untuk mewujudkan mimpi menjadi negara nomor 7 dunia dengan perekonomian terbesar pada 2030.
"Indonesia sudah jadi negara dengan perekonomian terbesar, nomor 16 dunia. Tapi apa Indonesia bisa mencapai posisi nomor 6, nomor 7 atau nomor 8 pada 2030 nanti? Tentu tergantung kebijakan pemerintahnya," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Pebisnis dari Indonesia dan luar negeri itu permintaannya sama, yaitu perbaikan regulasi dan infrastruktur di Indonesia. Karena mereka percaya potensi Indonesia besar," katanya dalam Forum Dialog Investasi "Penyederhanaan Perizinan Usaha di Daerah" di Jakarta, Kamis.
Sistem regulasi yang baik, kata Dubes Moazzam, termasuk izin bekerja dan izin usaha diperlukan untuk mempercepat bisnis.
"Regulasi yang baik itu harus sederhana, konsisten dan transparan," katanya.
Ada pun perbaikan infrastruktur diperlukan untuk dapat menekan biaya logistik di Indonesia yang masih sangat membebani para investor.
"Yang jadi pesan, tentu saja, regulasi dan implementasinya. Saya percaya kalau dua isu itu diatasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh dari 5 persen menjadi diatas 6 persen," katanya.
Menurut Dubes Moazzam, sejak 17 bulan bertugas di Indonesia, ia banyak bertemu dengan pengusaha asing dan lokal, juga kerapkali berkunjung ke sejumlah daerah di Tanah Air.
Dari pengalaman tersebut, ia mengaku melihat potensi besar Indonesia untuk mewujudkan mimpi menjadi negara nomor 7 dunia dengan perekonomian terbesar pada 2030.
"Indonesia sudah jadi negara dengan perekonomian terbesar, nomor 16 dunia. Tapi apa Indonesia bisa mencapai posisi nomor 6, nomor 7 atau nomor 8 pada 2030 nanti? Tentu tergantung kebijakan pemerintahnya," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016