Denpasar (Antara Bali) - I Wayan Santrayana SPd., MPd (51), seniman kelahiran Batubulan, Gianyar menggelar pameran tunggal selama 1,5 bulan di Galeri Santriyan Sanur Kota Denpasar, 18 Maret hingga 29 April 2016.

"Guru seni lukis di SMKN I Sukawati Gianyar itu menampilkan 14 karya seni terbaru mengusung tema Maya Rupa," kata Kurator pameran tersebut I Wayan Seriyoga Parta di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan, Santrayana sebelumnya sukses menggelar pameran di berbagai tempat antara lain di Bali international Convention Centre Sheraton Nusa Dua Indah, Momumen Perjuangan Rakyat Bali, Taman Budaya Denpasar serta pameran bersama di dalam dan luar negeri.

Membuat karya seni tidak sekedar perkara teknis semata, namun menyangkut gagasan, pemikiran dan imajinasi. Dengan semua itu apa yang akan dituangkan atau dilukis menjadi hal yang tpaling penting bagi seorang seniman.

Hal yang dituangkan adalah gagasan kreatif yang datang dari imajinasi dan diolah di dalam pikiran. Bagi seniman yang terpenting adalah melahirkan pemikiran yang kreatif-imajinatif.

Dalam pemikiran kreatif menurut Seriyoga, seniman akan mengutak-atik sebuah ide dan tak berhenti untuk mengimajinasikannya, atau dengan kata lain mensimulasikannya di dalam pikiran.

Dari pergutan itu kemudian lahir menjadi daya kreativitas yang selanjutnya akan menuntun seorang seniman mewujudkan ide tersebut hingga mewujud di dalam karya seni.

"Sebagai seorang seniman, pergulatan kreatif itulah yang dijalani Wayan Santrayana dalam ruang dan waktu yang pernah putus. Dimanapun, dalam kesempatan apapun, (ia yang di sekolah diberi mandat untuk mengajar kelas drawing (sketsa) senantiasa selalu mengoreskan material pensil, drawing pen di kertas yang selalu setia menemaninya," kata Seriyoga.

Dalam kehidupannya, Santrayana mampu membuat medan tersendiri bagi gerak laku kreativitasnya sekaligus selalu menyempatkan diri secara khusuk dalam menuangkan ide imajinasi sembari juga terus mengulatkannya di dalam pikiran.

Perjalanan kreativitas dalam seni lukis terbilang panjang, tercatat pameran bersama telah diikutinya sejak tahun 1986 dan tahun 1993 tampil dalam pameran tunggal di Taman budaya Denoasar.

Dalam menggali bahasa visual, Santrayana memulai dengan mengangkat figur ikonik yang bersumber dari bahasa rupa wayang, ujar Wayan Seriyoga. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016