Makassar (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo beserta Mantan Presiden kelima Indonesia Megawati Sukarno Putri akan mendapatkan penganugerahan keris pusaka Raja Tallo saat pertemuan raja-raja se-Nusantara di Kota Makassar, 26 Maret 2016.
"Pemberian keris pusaka ini tidak ada maksud apa-apa dan hanya penghargaan semata. Memang keris ini masuk dalam kategori cagar budaya karena berusia lebih dari 50 tahun," ujar Raja Tallo ke XIX Muh Akbar Amir Sultan Aliyah di Benteng Roterdam, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.
Menurut dia pemberian benda pusaka Raja Tallo itu diberikan kepada Jokowi, Megawati Sukarno Putri karena merupakan salah satu rangkaian dalam kegiatan pertemuan yang dihadiri 200 raja-raja se-Nusantara dan Sultan dari Malaysia dan Brunei Darussalam.
"Selain Pak Jokowi dan Ibu Megawati Sukarno Putri sebagai perwakilan ayahnya Sukarno selaku Presiden pertama Indonesia, satu keris lagi diberikan kepada Puan Maharani selaku Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan," sebut dia usia ritual pelepasan keris pusaka dengan berzikir di Benteng Rotterdam.
Akbar menjelaskan keris ini dinamai "Cendrana Hati" atau dengan sebutan adat "Kancing Kallena" terbuat dari besi khusus yang di tempa di kerajaan luwu berusia ribuan tahun. Salah satu keris pusaka itu mempunyai lekukan sembilan dan lainnya lima lekukan.
"Khusus untuk Pak Sukarno diwakili ibu Megawati diberikan sembilan Luk (lekukan) sebagai penghargaan tertinggi, sementara Pak Jokowi dan Ibu Puan Maharani diberikan lima Luk sebagai simbol penghargaan," papar mantan Calon Wali Kota Makassar itu kepada wartawan.
Saat ditanyakan simbol gagang pada keris berbentuk kepala naga berbahan kayu "Santigi", kata dia, kepala naga adalah lambang Raja-raja Nusantara yang sudah dipakai sejak puluhan tahun dan menjadi simbol kerajaan.
Dalam "Lontara Lacoa" disebutkan burung garuda memegang dua kepala naga dalam cengkeramannya dan telah menjadi simbol pemerintahan kerajaan. Sedangkan Pemerintah Indonesia juga menjadikan garuda sebagai lambang negara, tetapi perbedaan terletak pada pita merah putih tidak mencengkram kepala naga.
Rencananya Muh Akbar bersama sejumlah pejabatnya akan bertolak ke Jakarta menemui Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Bidang SDM dan Kebudayaan sekaligus bertemu dengan sejumlah Raja-raja se-Nusantara guna pemantapan pertemuan nanti.
"Kesiapan kami hanya satu persen, 99 persen dari Allah SWT. Untuk kedatangan Presiden dan rombongan termasuk raja dan sultan sudah dijadwalkan. Kami tidak bisa memaksakan kehendak, kalaupun Presiden tidak berkenan hadir maka kami antarkan keris itu. Hari ini saya berangkat ke Jakarta," ucapnya.
Berdasarkan jadwal penyerahan keris pusaka akan dilakukan pada acara puncak pertemuan pada 26 Maret 2016 di Hotel Aryaduta Makassar sebagai pusat kegiatan. Ketiga keris pusaka itu akan diterbangkan ke Jakarta untuk diperlihatkan kepada Presiden Jokowi dan Megawati.
Setelah penyerahan secara simbolis Keris Pusaka di amankan tim Mabes Polri ataupun pihak Paspampres Istana yang nantinya akan dibawa kembali ke Makassar pada acara puncak.
Pertemuan itu juga akan dihadiri Kepala BNN, Kapolri, Panglima TNI, Ketua KPK, sejumlah Menteri, Gubernur Sulsel, dan Wali Kota Makassar termasuk 200 raja se-Nusantara dan Kesultanan Malaysia, Singapura juga Brunei Darussalam.
Agenda utama dalam pertemuan itu adalah peran dewan adat untuk membantu mengatasi tiga masalah negara yang krusial yaitu persoalan Korupsi, Narkoba dan Terorisme.
Dewan adat nasional akan menyiapkan 200 serdadu yang bertugas membantu kerja aparat penegak hukum, khususnya dalam pemberantasan narkoba, korupsi dan aksi terorisme. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Pemberian keris pusaka ini tidak ada maksud apa-apa dan hanya penghargaan semata. Memang keris ini masuk dalam kategori cagar budaya karena berusia lebih dari 50 tahun," ujar Raja Tallo ke XIX Muh Akbar Amir Sultan Aliyah di Benteng Roterdam, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.
Menurut dia pemberian benda pusaka Raja Tallo itu diberikan kepada Jokowi, Megawati Sukarno Putri karena merupakan salah satu rangkaian dalam kegiatan pertemuan yang dihadiri 200 raja-raja se-Nusantara dan Sultan dari Malaysia dan Brunei Darussalam.
"Selain Pak Jokowi dan Ibu Megawati Sukarno Putri sebagai perwakilan ayahnya Sukarno selaku Presiden pertama Indonesia, satu keris lagi diberikan kepada Puan Maharani selaku Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan," sebut dia usia ritual pelepasan keris pusaka dengan berzikir di Benteng Rotterdam.
Akbar menjelaskan keris ini dinamai "Cendrana Hati" atau dengan sebutan adat "Kancing Kallena" terbuat dari besi khusus yang di tempa di kerajaan luwu berusia ribuan tahun. Salah satu keris pusaka itu mempunyai lekukan sembilan dan lainnya lima lekukan.
"Khusus untuk Pak Sukarno diwakili ibu Megawati diberikan sembilan Luk (lekukan) sebagai penghargaan tertinggi, sementara Pak Jokowi dan Ibu Puan Maharani diberikan lima Luk sebagai simbol penghargaan," papar mantan Calon Wali Kota Makassar itu kepada wartawan.
Saat ditanyakan simbol gagang pada keris berbentuk kepala naga berbahan kayu "Santigi", kata dia, kepala naga adalah lambang Raja-raja Nusantara yang sudah dipakai sejak puluhan tahun dan menjadi simbol kerajaan.
Dalam "Lontara Lacoa" disebutkan burung garuda memegang dua kepala naga dalam cengkeramannya dan telah menjadi simbol pemerintahan kerajaan. Sedangkan Pemerintah Indonesia juga menjadikan garuda sebagai lambang negara, tetapi perbedaan terletak pada pita merah putih tidak mencengkram kepala naga.
Rencananya Muh Akbar bersama sejumlah pejabatnya akan bertolak ke Jakarta menemui Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Bidang SDM dan Kebudayaan sekaligus bertemu dengan sejumlah Raja-raja se-Nusantara guna pemantapan pertemuan nanti.
"Kesiapan kami hanya satu persen, 99 persen dari Allah SWT. Untuk kedatangan Presiden dan rombongan termasuk raja dan sultan sudah dijadwalkan. Kami tidak bisa memaksakan kehendak, kalaupun Presiden tidak berkenan hadir maka kami antarkan keris itu. Hari ini saya berangkat ke Jakarta," ucapnya.
Berdasarkan jadwal penyerahan keris pusaka akan dilakukan pada acara puncak pertemuan pada 26 Maret 2016 di Hotel Aryaduta Makassar sebagai pusat kegiatan. Ketiga keris pusaka itu akan diterbangkan ke Jakarta untuk diperlihatkan kepada Presiden Jokowi dan Megawati.
Setelah penyerahan secara simbolis Keris Pusaka di amankan tim Mabes Polri ataupun pihak Paspampres Istana yang nantinya akan dibawa kembali ke Makassar pada acara puncak.
Pertemuan itu juga akan dihadiri Kepala BNN, Kapolri, Panglima TNI, Ketua KPK, sejumlah Menteri, Gubernur Sulsel, dan Wali Kota Makassar termasuk 200 raja se-Nusantara dan Kesultanan Malaysia, Singapura juga Brunei Darussalam.
Agenda utama dalam pertemuan itu adalah peran dewan adat untuk membantu mengatasi tiga masalah negara yang krusial yaitu persoalan Korupsi, Narkoba dan Terorisme.
Dewan adat nasional akan menyiapkan 200 serdadu yang bertugas membantu kerja aparat penegak hukum, khususnya dalam pemberantasan narkoba, korupsi dan aksi terorisme. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016